
Jokowi: Sedia Payung Sebelum Resesi!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
04 September 2019 14:56

Jakarta, CNBC Indonesia-Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China mulai berdampak pada perlambatan perekonomian global. Bahkan buntutnya, saat ini sejumlah negara mengalami resesi. Pemerintah Indonesia mulai meracik strategi agar tak terkena imbasnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama jajaran menteri Kabinet Kerja siang ini menggelar rapat terbatas. Topiknya, antisipasi perkembangan perekonomian dunia. Rapat digelar di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Payung harus kita siapkan. Kalau hujannya besar, kita nggak kehujanan. Kalau gerimis, kita nggak kehujanan," tegas Jokowi, Rabu (4/9/2019).
Jokowi menilai, ancaman resesi semakin nyata yang terefleksikan dari depresiasi sejumlah mata uang negara berkembang seperti Yuan, China, maupun Peso, Argentina. Kondisi ini, mau tidak mau harus dihadapi.
"Dan kita harapkan, langkah antisipatif sudah benar-benar konkret kita siapkan dan berharap, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan dampak dari resesi bisa kita hindarkan," katanya.
Jokowi menegaskan, kunci bagi Indonesia terhindar dari risiko resesi adalah meningkatkan arus investasi asing. Pemerintah, pun harus membuka karpet merah bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
"Jalan paling cepat adalah yang berkaitan dengan FDI. Kuncinya hanya ada di situ, nggak ada yang lain," tegas kepala negara.
"Oleh sebab itu, saya minta seluruh kementerian yang berkaitan dengan ekonomi menginventarisir regulasi, aturan yang menghambat yang membuat kita lambat," katanya.
(wed/wed) Next Article Angka yang Harus Dibayar Mahal Jika Lockdown, RI Bangkrut?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama jajaran menteri Kabinet Kerja siang ini menggelar rapat terbatas. Topiknya, antisipasi perkembangan perekonomian dunia. Rapat digelar di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Payung harus kita siapkan. Kalau hujannya besar, kita nggak kehujanan. Kalau gerimis, kita nggak kehujanan," tegas Jokowi, Rabu (4/9/2019).
Jokowi menilai, ancaman resesi semakin nyata yang terefleksikan dari depresiasi sejumlah mata uang negara berkembang seperti Yuan, China, maupun Peso, Argentina. Kondisi ini, mau tidak mau harus dihadapi.
"Dan kita harapkan, langkah antisipatif sudah benar-benar konkret kita siapkan dan berharap, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan dampak dari resesi bisa kita hindarkan," katanya.
Jokowi menegaskan, kunci bagi Indonesia terhindar dari risiko resesi adalah meningkatkan arus investasi asing. Pemerintah, pun harus membuka karpet merah bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
"Jalan paling cepat adalah yang berkaitan dengan FDI. Kuncinya hanya ada di situ, nggak ada yang lain," tegas kepala negara.
"Oleh sebab itu, saya minta seluruh kementerian yang berkaitan dengan ekonomi menginventarisir regulasi, aturan yang menghambat yang membuat kita lambat," katanya.
(wed/wed) Next Article Angka yang Harus Dibayar Mahal Jika Lockdown, RI Bangkrut?
Most Popular