
Sekutu RI Bertambah Lawan Diskriminasi Sawit Uni Eropa
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 August 2019 11:32

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Sekutu Indonesia untuk melawan diskriminasi kelapa sawit yang diberlakukan Uni Eropa bertambah. Kini, Afrika dan Nigeria sepakat untuk bersama Indonesia melawan pemboikotan kelapa sawit.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, di sela perhelatan Indonesia - Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 di Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Rabu (20/8/2019).
"Kita dorong dan mereka sangat suka dengan kita," kata Luhut di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Luhut mengemukakan, Afrika maupun Nigeria menjadi salah satu produsen kelapa sawit. Menurut mantan kepala staf kepresidenan itu, gerakan perlawanan ini perlu dilakukan karena diskriminasi kelapa sawit sudah menganggu para produsen.
"Kita harus melawan ramai-ramai diskriminasi yang dibuat Afrika. Spirit Asia-Afrika," kata Luhut.
Sebagai informasi, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengaku telah mengirimkan nota keberatan atas keputusan Uni Eropa memberlakukan bea masuk anti subsidi untuk produk biodiesel nasional.
Pengenaan bea masuk terhadap biodiesel domestik diambil setelah Uni Eropa menuding pemerintah Indonesia menerapkan praktik subsidi untuk produk biodiesel berbasis minyak kelapa sawit.
Dalam Jurnal Uni Eropa yang dipublikasikan Komisi Uni Eropa awal pekan ini, menyebutkan impor biodiesel bersubsidi dari Indonesia telah mengancam kerugian materil pada industri Uni Eropa.
Adapun perusahaan biodiesel Indonesia yang keberatan terhadap kebijakan tersebut bisa memberikan jawaban tertulis dalam waktu 15 hari setelah regulasi berjalan.
Komisi Uni Eropa pun akan memberikan respons dalam waktu lima hari. Namun, komisi bisa meminta waktu tambahan dan bisa menentukan permintaan perusahaan yang bersangkutan, apakah keberatan itu diterima atau ditolak.
Sebagai informasi, berikut tarif bea masuk yang diberikan Uni Eropa kepada beberapa produsen utama biodiesel Indonesia:
Simak video soal harga CPO di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(wed/wed) Next Article Potret Industri Sawit di Saat Tarif Pungutan Ekspor Berubah
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, di sela perhelatan Indonesia - Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 di Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Rabu (20/8/2019).
"Kita dorong dan mereka sangat suka dengan kita," kata Luhut di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
"Kita harus melawan ramai-ramai diskriminasi yang dibuat Afrika. Spirit Asia-Afrika," kata Luhut.
Sebagai informasi, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengaku telah mengirimkan nota keberatan atas keputusan Uni Eropa memberlakukan bea masuk anti subsidi untuk produk biodiesel nasional.
Pengenaan bea masuk terhadap biodiesel domestik diambil setelah Uni Eropa menuding pemerintah Indonesia menerapkan praktik subsidi untuk produk biodiesel berbasis minyak kelapa sawit.
Dalam Jurnal Uni Eropa yang dipublikasikan Komisi Uni Eropa awal pekan ini, menyebutkan impor biodiesel bersubsidi dari Indonesia telah mengancam kerugian materil pada industri Uni Eropa.
Adapun perusahaan biodiesel Indonesia yang keberatan terhadap kebijakan tersebut bisa memberikan jawaban tertulis dalam waktu 15 hari setelah regulasi berjalan.
Komisi Uni Eropa pun akan memberikan respons dalam waktu lima hari. Namun, komisi bisa meminta waktu tambahan dan bisa menentukan permintaan perusahaan yang bersangkutan, apakah keberatan itu diterima atau ditolak.
Sebagai informasi, berikut tarif bea masuk yang diberikan Uni Eropa kepada beberapa produsen utama biodiesel Indonesia:
- PT Caliandra Perkasa: 8%
- Wilmar Group: 15,7%
- Musim Mas Group: 16,3%
- Permata Group dan eksportir lainnya: 18%
Simak video soal harga CPO di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(wed/wed) Next Article Potret Industri Sawit di Saat Tarif Pungutan Ekspor Berubah
Most Popular