Hai PLN, Lebih Baik Potong Laba Daripada Gaji Pegawai!
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
08 August 2019 12:05

Jakarta, CNBC Indonesia- Gelombang protes akan rencana pemotongan gaji pegawai PLN makin ramai. Wacana potong gaji pegawai ini dinilai tidak adil dan solusi paling sederhana.
"Menggunakan anggaran biaya pegawai untuk bayar kompensasi atas terjadinya blackout merupakan tindakan yang paling sederhana untuk dilakukan, namun jauh dari esensi keadilan karena cenderung membebankan pada karyawan," ujar Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute Achmad Yunus, dalam keterangan tertulis, Kamis (8/8/2019).
Ia menjelaskan komponen gaji pegawai merupakan kesepakatan antara Manajemen PLN dengan Serikat Pekerja yang dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB), sehingga tindakan perubahan termasuk pengurangan gaji harus dengan persetujuan Serikat Pekerja sebagai representasi karyawan PLN.
Apalagi untuk perseroan sebesar PLN yang mencatatkan laba Rp 4,2 triliun , "Seharusnya pembayaran kompensasi blackout dapat diambilkan dari laba berjalan tersebut (dengan mengurangi laba) dan tidak mengorbankan kesejahteraan karyawan, namun Direksi PLN cenderung memilih untuk mengurangi gaji karyawan."
Selama ini, kata Yunus, direksi PLN seakan lebih mementingkan target laba untuk menjaga citra dan dinilai berhasil oleh Kementerian BUMN. Ini dilakukan semata untuk mempertahankan jabatan direksi atau kemudian diorbitan untuk naik kelas memimpin BUMN yang lebih besar.
Kejadian pemadaman total kemarin menjadi risiko korporasi yang tidak serta merta harus dibebankan kepada pegawai PLN. "Oleh karena itu kami menyerukan kepada manajemen PLN agar berani kurangi laba untuk bayar kompensasi sebagai bentuk tanggung jawab kepada publik sebagai pelajaran meningkatkan kualitas layanan PLN."
(gus/gus) Next Article PLN Janjikan Kompensasi Korban Padam Listrik
"Menggunakan anggaran biaya pegawai untuk bayar kompensasi atas terjadinya blackout merupakan tindakan yang paling sederhana untuk dilakukan, namun jauh dari esensi keadilan karena cenderung membebankan pada karyawan," ujar Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute Achmad Yunus, dalam keterangan tertulis, Kamis (8/8/2019).
Apalagi untuk perseroan sebesar PLN yang mencatatkan laba Rp 4,2 triliun , "Seharusnya pembayaran kompensasi blackout dapat diambilkan dari laba berjalan tersebut (dengan mengurangi laba) dan tidak mengorbankan kesejahteraan karyawan, namun Direksi PLN cenderung memilih untuk mengurangi gaji karyawan."
Selama ini, kata Yunus, direksi PLN seakan lebih mementingkan target laba untuk menjaga citra dan dinilai berhasil oleh Kementerian BUMN. Ini dilakukan semata untuk mempertahankan jabatan direksi atau kemudian diorbitan untuk naik kelas memimpin BUMN yang lebih besar.
Kejadian pemadaman total kemarin menjadi risiko korporasi yang tidak serta merta harus dibebankan kepada pegawai PLN. "Oleh karena itu kami menyerukan kepada manajemen PLN agar berani kurangi laba untuk bayar kompensasi sebagai bentuk tanggung jawab kepada publik sebagai pelajaran meningkatkan kualitas layanan PLN."
![]() |
(gus/gus) Next Article PLN Janjikan Kompensasi Korban Padam Listrik
Most Popular