
Pertamina Klaim Laba Semester I-2019 Meroket 120%, Percaya?
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
07 August 2019 12:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala Mansury memastikan laba perusahaan minyak dan gas pelat merah itu sepanjang semester I-2019 mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

Hal itu disampaikan Pahala kepada wartawan seusai menghadiri pelantikan Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia di Gedung Mahkamah Agung, Rabu (7/8/2019).
"Nanti sebentar lagi kita akan umumin. Year on year 120% dibanding tahun sebelumnya," kata Pahala.
Sekadar gambaran, pada 2018, Pertamina membukukan laba US$ 2,53 miliar atau setara Rp 35,99 triliun. Sedangkan untuk laba semester I-2018, perusahaan pelat merah itu tidak menyampaikan kepada publik.
Sebelumnya, saat ditemui di Gedung DPR/MPR/DPR, Kamis (27/6/2019), Pahala mengungkapkan bahwa laba kuartal II-2019 tidak akan sebaik kuartal I-2019.
Sepanjang kuartal I-2019, Pertamina memperoleh laba US$ 677 juta atau setara Rp 9,59 triliun. Penyebab utama di balik penurunan itu adalah rata-rata ICP yang tidak sebaik kuartal sebelumnya pula.
"Karena dari sisi sensitivitas yang memengaruhi profitabilitas kami itu dari harga ICP," ujar Pahala ketika itu.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Intip SPKLU Komersial Pertama Pertamina di Fatmawati

Hal itu disampaikan Pahala kepada wartawan seusai menghadiri pelantikan Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia di Gedung Mahkamah Agung, Rabu (7/8/2019).
"Nanti sebentar lagi kita akan umumin. Year on year 120% dibanding tahun sebelumnya," kata Pahala.
![]() |
Sekadar gambaran, pada 2018, Pertamina membukukan laba US$ 2,53 miliar atau setara Rp 35,99 triliun. Sedangkan untuk laba semester I-2018, perusahaan pelat merah itu tidak menyampaikan kepada publik.
Sebelumnya, saat ditemui di Gedung DPR/MPR/DPR, Kamis (27/6/2019), Pahala mengungkapkan bahwa laba kuartal II-2019 tidak akan sebaik kuartal I-2019.
Sepanjang kuartal I-2019, Pertamina memperoleh laba US$ 677 juta atau setara Rp 9,59 triliun. Penyebab utama di balik penurunan itu adalah rata-rata ICP yang tidak sebaik kuartal sebelumnya pula.
"Karena dari sisi sensitivitas yang memengaruhi profitabilitas kami itu dari harga ICP," ujar Pahala ketika itu.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Intip SPKLU Komersial Pertama Pertamina di Fatmawati
Most Popular