
Tak Ingin Perizinan Lambat, ESDM Hijrah ke Sistem Online
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
06 August 2019 20:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian ESDM resmi meluncurkan aplikasi perizinan berbasis online. Dalam kesempatan itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan secara langsung meresmikan launching aplikasi tersebut.
Dengan sistem ini, para pelaku usaha akan lebih mudah, terpusat dan cepat dalam melakukan pengurusan perizinan, tidak berbelit-belit dan tak butuh birokrasi yang panjang.
Jonan mengungkapkan, dalam berbagai kesempatan Presiden Jokowi selalu menekankan untuk melaksanakan tata kelola layanan investasi secara baik.
"Kita maunya menggunakan teknologi informatika untuk pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik. Satu lagi yang penting, untuk lebih baik itu diiringi dengan kesungguhan bekerja sesuai tupoksi masing-masing," kata Jonan, Selasa (06/08/2019).
Pelayanan yang tidak optimal, kata Jonan, akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional atau Gross Domestic Product (GDP).
"Kalau pelayanan kita terhadap masyarakat tidak cepat pertumbuhan GDP-nya akan melambat. Kalau melambat, penciptaan lapangan kerja terhambat, karena setiap tahun ada sekitar 2 juta orang pencari kerja," tegasnya.
Dia juga sempat membandingkan kecanggihan sistem teknologi dan informasi di Kementerian ESDM dengan yang ada di PT KAI. Bahkan Jonan menyebut sistem di ESDM jauh tertinggal.
"Pokoknya saya mau sistem online untuk pelayanan perizinan di ESDM selesai sebelum saya selesai. Karena sistem IT di sini kok enggak update. Targetnya memang 2020 tapi bisa diselesaikan Oktober tahun ini," ungkap Jonan di kantornya, Selasa (6/8/2019).
Jonan pun bercerita mengenai pengalamannya ketika menjabat Direktur Utama PT KAI. Saat itu, dia juga giat mendisiplinkan berbagai sistem dan mekanisme kerja operasional.
"Waktu saya dinas di kereta api, itu harusnya jauh lebih sulit mendisiplinkan. Di sini pegawainya 6 ribu sekian. Yang sarjana 5.000," imbuhnya.
Di sisi lain, pegawai PT KAI saat itu sekitar 24.000. Jumlah itu meliputi 9.600 lulusan SD, 6.600 SMP, dan sisanya SMA. Kondisi itu cukup mengejutkan Jonan.
"Yang sarjana berapa, sempat saya tanya ke direktur, jawabnya 86 termasuk pak Dirut [Jonan sendiri]," urainya.
Dengan kondisi demikian, Jonan kini memamerkan kinerjanya membangun sistem teknologi informasi di PT KAI. Dia justru heran ketika awal menjabat Menteri ESDM, sistemnya masih belum update.
"Masa PNBP segini besar, kita diberi amanah negara menjadi wali sumber daya yang sedemikian besar, masa sistemnya seperti itu. Sekarang sudah lumayan," urainya.
Aplikasi Perizinan Online ESDM ini telah mampu terintegrasi dengan 56 perizinan layanan dari total 70 layanan yang harus disiapkan, dan telah terintegrasi dengan Online Single Submission (OSS) dan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) Ditjen Pajak. Adapun layanan perizinan lainnya akan dikembangkan pada tahap berikutnya.
(gus/gus) Next Article ESDM Rilis HBA April 2019 USD 88,85/Ton
Dengan sistem ini, para pelaku usaha akan lebih mudah, terpusat dan cepat dalam melakukan pengurusan perizinan, tidak berbelit-belit dan tak butuh birokrasi yang panjang.
Jonan mengungkapkan, dalam berbagai kesempatan Presiden Jokowi selalu menekankan untuk melaksanakan tata kelola layanan investasi secara baik.
Pelayanan yang tidak optimal, kata Jonan, akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional atau Gross Domestic Product (GDP).
"Kalau pelayanan kita terhadap masyarakat tidak cepat pertumbuhan GDP-nya akan melambat. Kalau melambat, penciptaan lapangan kerja terhambat, karena setiap tahun ada sekitar 2 juta orang pencari kerja," tegasnya.
Dia juga sempat membandingkan kecanggihan sistem teknologi dan informasi di Kementerian ESDM dengan yang ada di PT KAI. Bahkan Jonan menyebut sistem di ESDM jauh tertinggal.
"Pokoknya saya mau sistem online untuk pelayanan perizinan di ESDM selesai sebelum saya selesai. Karena sistem IT di sini kok enggak update. Targetnya memang 2020 tapi bisa diselesaikan Oktober tahun ini," ungkap Jonan di kantornya, Selasa (6/8/2019).
Jonan pun bercerita mengenai pengalamannya ketika menjabat Direktur Utama PT KAI. Saat itu, dia juga giat mendisiplinkan berbagai sistem dan mekanisme kerja operasional.
"Waktu saya dinas di kereta api, itu harusnya jauh lebih sulit mendisiplinkan. Di sini pegawainya 6 ribu sekian. Yang sarjana 5.000," imbuhnya.
Di sisi lain, pegawai PT KAI saat itu sekitar 24.000. Jumlah itu meliputi 9.600 lulusan SD, 6.600 SMP, dan sisanya SMA. Kondisi itu cukup mengejutkan Jonan.
"Yang sarjana berapa, sempat saya tanya ke direktur, jawabnya 86 termasuk pak Dirut [Jonan sendiri]," urainya.
Dengan kondisi demikian, Jonan kini memamerkan kinerjanya membangun sistem teknologi informasi di PT KAI. Dia justru heran ketika awal menjabat Menteri ESDM, sistemnya masih belum update.
"Masa PNBP segini besar, kita diberi amanah negara menjadi wali sumber daya yang sedemikian besar, masa sistemnya seperti itu. Sekarang sudah lumayan," urainya.
Aplikasi Perizinan Online ESDM ini telah mampu terintegrasi dengan 56 perizinan layanan dari total 70 layanan yang harus disiapkan, dan telah terintegrasi dengan Online Single Submission (OSS) dan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) Ditjen Pajak. Adapun layanan perizinan lainnya akan dikembangkan pada tahap berikutnya.
(gus/gus) Next Article ESDM Rilis HBA April 2019 USD 88,85/Ton
Most Popular