
TKW Jadi Pengusaha, Darwinah Berbagi Kisah Suksesnya di Korea
Redaksi CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
04 August 2019 21:00

Jakarta, CNBC Indonesia- Tak ada yang tidak mungkin jika tekun berusaha, itulah yang berusaha disampaikan oleh Darwinah kepada para pejuang visa Indonesia yang tengah mengadu nasib di negeri orang.
Darwinah dulunya adalah pekerja migran Indonesia atau lebih dikenal dengan tenaga kerja wanita. Tapi kini ia sukses menjadi entrepreneur dengan bisnis berbagai makanan khas Indramayu mulai dari keripik usus, keripik mangga, dan jus mangga.
Bersama dengan rekannya sesama mantan pekerja migas, Nurchaeti, Darwinah menginginkan rekan-rekan seprofesinya bisa kembali ke tanah air dan mandiri seperti dia. Mereka berdua pun kini sibuk ke luar negeri, dan menjadi pembicara dalam sesi edukasi yang digelar BNI bersama beberapa lembaga terkait di berbagai negara, kali ini di Korea Selatan dan Singapura.
Ada sekitar 350 PMI yang hadir pada Sesi Edukasi yang digelar di Gimhae, Korea Selatan, Minggu (4 Agustus 2019) dengan salah satu pembicaranya Darwinah. Dan ada sekitar 300 PMI yang menghadiri sesi serupa di Singapura, Minggu (14 Juli 2019) dengan salah satu pembicaranya Nurchaeti.
Produk yang dihasilkan para mantan PMI pun ikut dijajakan oleh Darwinah. UD Kenanga Mandiri ini pun ditingkatkan statusnya menjadi Agen46 BNI, sehingga Darwinah pun dapat memberikan layanan perbankan bagi warga di sekitarnya.
Tidak hanya di Korea Selatan, Darwinah juga kerap meluangkan waktu untuk berbagi ilmu, antara lain menjadi pendamping kewirausahaan pada program Indonesia Business Link (IBL) di Indramayu, serta menjadi mentor kewirausahaan pada program capacity building yang diinisiasi Bank Indonesia dan Kementerian Ketenagakerjaan.
Semenjak tahun 2016 hingga saat ini Darwinah juga aktif sebagai pengajar sekaligus koordinator kegiatan kewirausahaan di Rumah Edukasi PMI yang didirikan oleh BNI di bawah naungan Program KAMI Bersama BNI di Indramayu.
Kemampuan berbagi dan pengetahuannya itu, dia dapatkan dari pengalaman panjang sebagai PMI di Hong Kong pada periode waktu 2004 - 2008.
Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan Sondang Martha Samosir menyatakan pentingnya pembukaan rekening Indonesia bagi PMI di Korea Selatan untuk membantu pengeloaan keuangan mereka, mengingat banyaknya pekerja migran yang ketika kembali ke Indonesia kehabisan uang.
"Karena uang hasil kerja mereka tidak dikelola dengan baik oleh PMI sendiri atau oleh keluarga yang dipercayakan dengan uang itu, uangnya malah habis setelah tiba di tanah air. Hal tersebut dikarenakan banyaknya rekening PMI yang menggunakan nama keluarga sehingga digunakan oleh keluarga PMI untuk hal yang tidak seharusnya," ujar Sondang, Minggu (4/8/2019).
Pernyataan serupa juga diingatkan oleh Nurchaeti saat berbicara pada PMI di Singapura dua pekan sebelumnya. Nurchaeti berpesan untuk selalu menabung dan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk masa depan PMI, jangan sampai uang mereka habis untuk hal-hal konsumtif.
Untuk itu, informasi mengenai pembukaan rekening tabungan yang disediakan oleh BNI sangat membantu para PMI yang masih bekerja di luar negeri, sehingga PMI tidak hanya tahu cara mengirim uang ke tanah air. Dengan adanya BNI, sekarang PMI di Korea Selatan bisa menabung langsung ke rekening BNI.
Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo menyampaikan, pembukaan rekening ini dapat dilakukan di semua negara yang terdapat perwakilan BNI, yaitu di Malaysia, UAE, Taiwan, Belanda, Qatar, Saudi Arabia, Hong Kong, Korea Selatan, Singapura, Inggris, Amerika dan Jepang.
Hingga Juni 2019, pembukaan rekening diaspora/PMI di luar negeri oleh BNI tumbuh 20% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian juga dengan dana pihak ketiga diaspora/PMI yang ditabungkan di BNI tumbuh 40%. Produk tabungan yang dibukakan bagi para PMI di luar negeri ini sama dengan produk sejenis di dalam negeri. Kantor-kantor cabang BNI di Luar Negeri membantu pemasarannya untuk para PMI.
Pada tahun 2018, BNI ikut serta dan berperan aktif dalam menyelenggarakan 42 pelatihan di luar negeri dan dihadiri oleh 1.834 PMI. Adapun selama Semester I 2019, BNI telah menyelenggarakan 11 pelatihan dengan jumlah peserta mencapai 1.040 PMI.
(gus) Next Article Ada 2.000 Tes Swab Gratis dari BNI di Sumatera Barat
Darwinah dulunya adalah pekerja migran Indonesia atau lebih dikenal dengan tenaga kerja wanita. Tapi kini ia sukses menjadi entrepreneur dengan bisnis berbagai makanan khas Indramayu mulai dari keripik usus, keripik mangga, dan jus mangga.
Ada sekitar 350 PMI yang hadir pada Sesi Edukasi yang digelar di Gimhae, Korea Selatan, Minggu (4 Agustus 2019) dengan salah satu pembicaranya Darwinah. Dan ada sekitar 300 PMI yang menghadiri sesi serupa di Singapura, Minggu (14 Juli 2019) dengan salah satu pembicaranya Nurchaeti.
Produk yang dihasilkan para mantan PMI pun ikut dijajakan oleh Darwinah. UD Kenanga Mandiri ini pun ditingkatkan statusnya menjadi Agen46 BNI, sehingga Darwinah pun dapat memberikan layanan perbankan bagi warga di sekitarnya.
Tidak hanya di Korea Selatan, Darwinah juga kerap meluangkan waktu untuk berbagi ilmu, antara lain menjadi pendamping kewirausahaan pada program Indonesia Business Link (IBL) di Indramayu, serta menjadi mentor kewirausahaan pada program capacity building yang diinisiasi Bank Indonesia dan Kementerian Ketenagakerjaan.
Semenjak tahun 2016 hingga saat ini Darwinah juga aktif sebagai pengajar sekaligus koordinator kegiatan kewirausahaan di Rumah Edukasi PMI yang didirikan oleh BNI di bawah naungan Program KAMI Bersama BNI di Indramayu.
Kemampuan berbagi dan pengetahuannya itu, dia dapatkan dari pengalaman panjang sebagai PMI di Hong Kong pada periode waktu 2004 - 2008.
Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan Sondang Martha Samosir menyatakan pentingnya pembukaan rekening Indonesia bagi PMI di Korea Selatan untuk membantu pengeloaan keuangan mereka, mengingat banyaknya pekerja migran yang ketika kembali ke Indonesia kehabisan uang.
"Karena uang hasil kerja mereka tidak dikelola dengan baik oleh PMI sendiri atau oleh keluarga yang dipercayakan dengan uang itu, uangnya malah habis setelah tiba di tanah air. Hal tersebut dikarenakan banyaknya rekening PMI yang menggunakan nama keluarga sehingga digunakan oleh keluarga PMI untuk hal yang tidak seharusnya," ujar Sondang, Minggu (4/8/2019).
Pernyataan serupa juga diingatkan oleh Nurchaeti saat berbicara pada PMI di Singapura dua pekan sebelumnya. Nurchaeti berpesan untuk selalu menabung dan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk masa depan PMI, jangan sampai uang mereka habis untuk hal-hal konsumtif.
Untuk itu, informasi mengenai pembukaan rekening tabungan yang disediakan oleh BNI sangat membantu para PMI yang masih bekerja di luar negeri, sehingga PMI tidak hanya tahu cara mengirim uang ke tanah air. Dengan adanya BNI, sekarang PMI di Korea Selatan bisa menabung langsung ke rekening BNI.
Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo menyampaikan, pembukaan rekening ini dapat dilakukan di semua negara yang terdapat perwakilan BNI, yaitu di Malaysia, UAE, Taiwan, Belanda, Qatar, Saudi Arabia, Hong Kong, Korea Selatan, Singapura, Inggris, Amerika dan Jepang.
Hingga Juni 2019, pembukaan rekening diaspora/PMI di luar negeri oleh BNI tumbuh 20% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian juga dengan dana pihak ketiga diaspora/PMI yang ditabungkan di BNI tumbuh 40%. Produk tabungan yang dibukakan bagi para PMI di luar negeri ini sama dengan produk sejenis di dalam negeri. Kantor-kantor cabang BNI di Luar Negeri membantu pemasarannya untuk para PMI.
Pada tahun 2018, BNI ikut serta dan berperan aktif dalam menyelenggarakan 42 pelatihan di luar negeri dan dihadiri oleh 1.834 PMI. Adapun selama Semester I 2019, BNI telah menyelenggarakan 11 pelatihan dengan jumlah peserta mencapai 1.040 PMI.
(gus) Next Article Ada 2.000 Tes Swab Gratis dari BNI di Sumatera Barat
Most Popular