Warga melihat kerusakan yang menerpa rumahnya akibat gempa di Desa Panjang Jaya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019). Gempa bumi berkekuatan M 6,9 (sebelumnya M 7,4) yang berpusat di Banten, Jumat (2/8/2019). (detik.com/Agung Pambudhy)
Gempa tersebut merusak sejumlah rumah warga di desa tersebut. (detik.com/Agung Pambudhy)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang mencatat ada 94 rumah rusak dengan lokasi paling banyak terjadi di Kecamatan Mandalawangi. (detik.com/Agung Pambudhy)
Gempa bermagnitudo M 6,9 mengguncang Banten dan membuat warga panik sehingga mengevakuasi diri menjauh dari pantai. Salah satu penyebabnya adalah trauma akibat tsunami yang terjadi di Banten pada 2018. (detik.com/Agung Pambudhy)
BMKG sempat menyalakan sirene potensi terjadinya gelombang tsunami pascagempa kuat di sebelah barat daya Sumur, Banten. BMKG pun merilis daftar daerah yang berpotensi terkena tsunami seandainya gelombang besar benar-benar muncul (detik.com/Agung Pambudhy)
BMKG meminta masyarakat yang ada di daerah siaga segera mengevakuasi diri. Masyarakat diminta menjauhi pantai dan tepian sungai. (detik.com/Agung Pambudhy)
Warga yang mengungsi tinggal di kantor Kecamatan Angsana, yang lokasinya sekitar 10 km dari daerah pesisir (detik.com/Agung Pambudhy)
Penampakan rumah warga yang rusak akibat gempa. (detik.com/Agung Pambudhy)
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk sejumlah wilayah. Namun peringatan itu diakhiri pada pukul 21.35 WIB. (detik.com/Agung Pambudhy)
Akibat gempa tersebut dua korban meninggal dunia akibat serangan jantung dan kelelahan. (detik.com/Agung Pambudhy)