
Benarkah Polusi di DKI Parah? Simak Laporan BMKG Hari Ini
Redaksi, CNBC Indonesia
29 July 2019 17:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan ternyata jarak pandang di Jakarta hari ini, Senin (29/7/2019) menurun dari biasanya. Jarak pandang terjauh di DKI mencapai yakni 7 kilometer (Km).
"Laporan pengamatan meteorologi, Stasiun Meteorologi Cengkareng dan Stasiun Meteorologi Kemayoran Jakarta Pusat, jarak pandang terjauh yang tercatat adalah 5 sampai 7 Km, dengan kelembaban relative (RH) berkisar 70-85 persen," kata Plh Deputi Bidang Klimatologi BMKG Nasrullah dalam siaran persnya, Senin (29/7/2019).
Sementara konsentrasi polutan di Jakarta hari juga ini cukup tinggi. Menurut Nasrullah, kondisi tersebut juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jarak pandang.
"Pengukuran konsentrasi PM 10 pagi hari ini tercatat antara 145-160 µg/m3, mengindikasikan cukup tingginya konsentrasi polutan yang berkorelasi dengan kekeruhan udara dan berkurangnya jarak pandang yang terjadi pagi ini," ucapnya.
Nasrullah mengatakan tingginya kadar polusi Jakarta pagi hari tadi juga disebabkan oleh beban kendaraan bermotor saat jam sibuk. Jika dilihat dari sudut pandang meteorologi, sebut dia, dapat diterangkan bahwa pagi hari setelah matahari terbit merupakan saat di mana terjadi lapisan inversi suhu.
"(Artinya) lapisan atmosfer, di mana suhu udara menghangat dan lebih panas daripada lapisan di bawahnya, sehingga menyebabkan penumpukan masa udara dan zat polutan karena tidak bebas bergerak ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi," terang Nasrullah.
Selain itu, hasil pengamatan BMKG juga menyatakan bahwa Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) DKI Jakarta berada di kategori sedang. BMKG menyebut ISPU kategori sedang hanya akan berefek terhadap warga yang memiliki gangguan pernafasan atau cardiovascular.
"Konversi konsentrasi PM10 selama 24 jam menjadi ISPU menghasilkan nilai berkisar 65-88 kategori 'sedang'. Kualitas udara 'sedang' pengertiannya adalah kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan, tetapi dapat berpengaruh pada kelompok yang sensitif (yang memiliki gangguan pernapasan dan cardiovaskular)," papar Nasrullah.
Nasrullah menuturkan, ISPU kategori sedang tak hanya berefek terhadap warga yang memiliki cardiovascular. Menurutnya, ISPU kategori sedang juga mempengaruhi jarak pandang.
"Dan dapat mengurangi nilai estetika udara pada waktu tertentu. Misalnya tampak sebagai udara keruh dan penglihatan mendatar yang berkurang karena kabur," jelas Nasrullah.
(dru) Next Article Duh! Jakarta Jadi Kota Paling Berpolusi di Dunia
"Laporan pengamatan meteorologi, Stasiun Meteorologi Cengkareng dan Stasiun Meteorologi Kemayoran Jakarta Pusat, jarak pandang terjauh yang tercatat adalah 5 sampai 7 Km, dengan kelembaban relative (RH) berkisar 70-85 persen," kata Plh Deputi Bidang Klimatologi BMKG Nasrullah dalam siaran persnya, Senin (29/7/2019).
Sementara konsentrasi polutan di Jakarta hari juga ini cukup tinggi. Menurut Nasrullah, kondisi tersebut juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jarak pandang.
Nasrullah mengatakan tingginya kadar polusi Jakarta pagi hari tadi juga disebabkan oleh beban kendaraan bermotor saat jam sibuk. Jika dilihat dari sudut pandang meteorologi, sebut dia, dapat diterangkan bahwa pagi hari setelah matahari terbit merupakan saat di mana terjadi lapisan inversi suhu.
"(Artinya) lapisan atmosfer, di mana suhu udara menghangat dan lebih panas daripada lapisan di bawahnya, sehingga menyebabkan penumpukan masa udara dan zat polutan karena tidak bebas bergerak ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi," terang Nasrullah.
Selain itu, hasil pengamatan BMKG juga menyatakan bahwa Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) DKI Jakarta berada di kategori sedang. BMKG menyebut ISPU kategori sedang hanya akan berefek terhadap warga yang memiliki gangguan pernafasan atau cardiovascular.
"Konversi konsentrasi PM10 selama 24 jam menjadi ISPU menghasilkan nilai berkisar 65-88 kategori 'sedang'. Kualitas udara 'sedang' pengertiannya adalah kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan, tetapi dapat berpengaruh pada kelompok yang sensitif (yang memiliki gangguan pernapasan dan cardiovaskular)," papar Nasrullah.
Nasrullah menuturkan, ISPU kategori sedang tak hanya berefek terhadap warga yang memiliki cardiovascular. Menurutnya, ISPU kategori sedang juga mempengaruhi jarak pandang.
"Dan dapat mengurangi nilai estetika udara pada waktu tertentu. Misalnya tampak sebagai udara keruh dan penglihatan mendatar yang berkurang karena kabur," jelas Nasrullah.
(dru) Next Article Duh! Jakarta Jadi Kota Paling Berpolusi di Dunia
Most Popular