Sederet Jurus Anies Penuhi Kebutuhan Air Warga Kelas Bawah
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
23 July 2019 11:36
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara CNBC Indonesia Conference Water Security and Sustainability di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (23/7/2019).
Anies menyampaikan sejumlah hal terkait tata kelola air di ibu kota Jakarta. Salah satu masalah yang disinggung adalah kebutuhan air.
Menurut Anies, masyarakat di level ekonomi sosial rendah, terpaksa membayar lebih tinggi untuk air minum. Mereka harus menggelontorkan uang hingga Rp 600 ribu setiap bulan. Jumlah itu jauh dibandingkan pelanggan air pipa yang hanya mengeluarkan uang Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu.
"Ini salah satu tantangan besar yang dimiliki," ujar Anies.
Anies mengatakan, pemerintah provinsi DKI Jakarta tak tinggal diam merespons permasalahan itu. Salah satu langkah adalah memperluas jaringan pipa dari kisaran saat ini 57%.
Langkah lain adalah melakukan privatisasi. Seperti diketahui, pada 11 Februari 2019, Anies mengumumkan Pemprov DKI Jakarta akan segera mengambil alih pengelolaan air dari pihak swasta (PT Aetra Air Jakarta dan PT PALYJA) demi memperluas cakupan akses air.
"Proses negosiasi sedang berjalan. Semoga segera tuntas," kata Anies.
Lebih lanjut, dia membeberkan sejumlah hal yang menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta. Seperti pengelolaan air secara terintegrasi, pembangunan waduk di Jakarta, hingga revitalisasi taman.
"Kita harus memastikan kota ini airnya terkendali sehingga banjir tidak menjadi berita dan hanya menjadi masa lalu kita," ujar Anies.
(miq/miq) Next Article Live! Menteri PUPR Beberkan Soal Ketahanan Air di Indonesia
Anies menyampaikan sejumlah hal terkait tata kelola air di ibu kota Jakarta. Salah satu masalah yang disinggung adalah kebutuhan air.
Menurut Anies, masyarakat di level ekonomi sosial rendah, terpaksa membayar lebih tinggi untuk air minum. Mereka harus menggelontorkan uang hingga Rp 600 ribu setiap bulan. Jumlah itu jauh dibandingkan pelanggan air pipa yang hanya mengeluarkan uang Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu.
"Ini salah satu tantangan besar yang dimiliki," ujar Anies.
 Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam acara CNBC Indonesia Conference "Water Security and Sustainability" di Auditorium Menara Bank Mega, Selasa, (23/7/2019). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
Anies mengatakan, pemerintah provinsi DKI Jakarta tak tinggal diam merespons permasalahan itu. Salah satu langkah adalah memperluas jaringan pipa dari kisaran saat ini 57%.
Langkah lain adalah melakukan privatisasi. Seperti diketahui, pada 11 Februari 2019, Anies mengumumkan Pemprov DKI Jakarta akan segera mengambil alih pengelolaan air dari pihak swasta (PT Aetra Air Jakarta dan PT PALYJA) demi memperluas cakupan akses air.
"Proses negosiasi sedang berjalan. Semoga segera tuntas," kata Anies.
Lebih lanjut, dia membeberkan sejumlah hal yang menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta. Seperti pengelolaan air secara terintegrasi, pembangunan waduk di Jakarta, hingga revitalisasi taman.
"Kita harus memastikan kota ini airnya terkendali sehingga banjir tidak menjadi berita dan hanya menjadi masa lalu kita," ujar Anies.
 Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam acara CNBC Indonesia Conference "Water Security and Sustainability" di Auditorium Menara Bank Mega, Selasa, (23/7/2019). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
(miq/miq) Next Article Live! Menteri PUPR Beberkan Soal Ketahanan Air di Indonesia
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular