
Jejak Perang Dagang: Trump Memulai, Trump Mengakhiri
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
30 June 2019 10:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping setuju untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan setelah meningkatnya tarif perdagangan antara kedua negara yang mengancam mengganggu ekonomi global.
"Kami membahas banyak hal dan kami akan segera kembali melanjutkannya," kata Trump setelah bertemu Xi dilansir dari CNBC Internasional, Minggu (30/06/2019).
Namun, pernyataan itu seolah jadi anti klimaks bagi Trump. Sudah sejak lam Trump menuduh Beijing melakukan praktik perdagangan tidak adil yang mengaburkan pekerjaan manufaktur Amerika.
Berikut ini lini masa awal mula perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut terjadi:
19 Mei, 2014: Trump Memulainya
Sebelum melaksanakan kampanye kepresidenannya pada 2015, Trump berulang kali menyerukan perlawanan terhadap praktik perdagangan China. Dalam tweetnya Mei 2014, dia berkata, "Ingat, China bukan teman Amerika Serikat!"
1 Mei, 2016: Jadi Bahan Kampanye
Sebagai kandidat presiden, Trump membuat penekanan terhadap dugaan pelanggaran perdagangan China sebagai prioritas kampanye. "Kami tidak dapat terus membiarkan China memperkosa negara kami, dan itulah yang mereka lakukan," katanya pada rapat umum di Indiana Mei 2016.
11 Mei, 2017: Langkah Awal
AS dan China mencapai kesepakatan perdagangan yang mencakup produk-produk seperti daging sapi dan unggas, tetapi menyisakan perselisihan tentang baja, aluminium, dan masalah lain yang belum terselesaikan.
22 Januari, 2018: Perang Tarif Dimulai
Pemerintahan Trump mengumumkan tarif sel surya impor dan mesin cuci tertentu. China mengkritik langkah itu.
8 Maret, 2018: Mengenakan Tarif Baja
Trump mengesahkan tarif masing-masing sebesar 25% dan 10% untuk impor baja dan aluminium. Dalam menyetujui tugasnya, dia mengatakan "industri baja dan aluminium yang kuat sangat penting bagi keamanan nasional AS"
1 April, 2018: China Membalas
China membalas terhadap pajak baja dan aluminium dengan tarif barang-barang AS senilai sekitar US $ 3 miliar.
3 Mei, 2018: Pembicaraan Gagal Mengakhiri Perang Dagang
Delegasi AS dan China mengadakan putaran pembicaraan perdagangan di Beijing, tapi tidak menghasilkan resolusi pada perselisihan. Negosiasi di bulan-bulan berikutnya juga tidak menghasilkan kesepakatan.
15 Juni, 2018: Tarif Baru Menambah Ketegangan
Pemerintahan Trump mengatakan akan menambah tarif 25% pada US $ 50 miliar barang-barang China. Trump mengutip "Pencurian properti intelektual dan teknologi China dan praktik perdagangan tidak adil lainnya." Beijing dengan cepat membalas, mengumumkan tarif US $ 50 miliar pada produk AS.
17 September, 2018: Trump Makin Responsif
Trump mengumumkan tarif 10% untuk barang-barang China senilai US $ 200 miliar, dengan rencana menaikkan tarif menjadi 25% pada awal 2019. Ia mengancam tarif tambahan sebesar US $ 267 miliar pada produk-produk China jika Beijing membalas.
18 September, 2018: China Membalas
China mengatakan akan menambah tarif US $ 60 miliar pada produk AS sebagai tanggapan atas bea masuk AS terbaru.
1 November, 2018: Trump dan Xi Komunikasi Lagi
Trump dan Xi memulai kembali pembicaraan antara kedua belah pihak via telepon. Presiden AS mengatakan para pemimpin memberikan "penekanan besar pada perdagangan."
26 November, 2018: Trump Berlakukan Tarif Lebih Luas
Trump mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa ia kemungkinan tidak akan menunda kenaikan tarif pada barang-barang China senilai US $ 200 miliar melewati periode 1 Januari. Ia juga menyarankan ia akan mengenakan tarif 10% pada iPhone Apple dan laptop yang diimpor dari China.
1 Desember, 2018: Trump dan Xi Lakukan Gencatan Senjata
Trump dan Xi makan malam di KTT G-20 di Argentina. AS setuju untuk menunda rencana kenaikan tarif sebesar US $ 200 miliar pada barang-barang China menjadi 25% dari 10%. Mereka berharap untuk mencapai kesepakatan perdagangan dalam waktu 90 hari.
29 Desember, 2018: Trump Menyebutkan 'Kemajuan Besar'
Setelah komunikasi dengan Xi, Trump mengatakan kesepakatan perdagangan "menuju ke arah sangat baik."
7 Januari, 2019: Pembicaraan Perdagangan Dilanjutkan
Delegasi Amerika berangkat ke Beijing selama 3 hari untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.
24 Februari, 2019: Tarif Terhambat Kembali
Trump kembali menunda rencananya untuk meningkatkan tarif barang-barang China senilai US $ 200 miliar menjadi 25% dari 10%, dengan menyebut "kemajuan substansial" dalam putaran terakhir pembicaraan perdagangan dengan China.
10 April, 2019: 'Membuat Kemajuan'
Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan AS dan China membuat kemajuan dalam kesepakatan perdagangan, termasuk menyelesaikan masalah penting.
5 Mei, 2019: Negosiasi Berantakan
Trump mengatakan ia akan meningkatkan tarif pada barang-barang China.
10 Mei, 2019: Tarif Melonjak
Tarif pada barang-barang China sebesar US $ 200 miliar meningkat menjadi 25% dari 10%. China kemudian menaikkan bea atas barang-barang AS sebesar US $ 60 miliar hingga setinggi 25% pada 1 Juni 2019.
29 Juni, 2019
Trump dan Xi setuju untuk melanjutkan negosiasi perdagangan selama pertemuan yang sangat dinanti di sela-sela KTT G-20 di Jepang. "Kami berpegang pada tarif, dan mereka akan membeli produk pertanian," kata Trump.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi) Next Article Pertemuan Trump-Xi, Menuju Deal Dagang Bersejarah
"Kami membahas banyak hal dan kami akan segera kembali melanjutkannya," kata Trump setelah bertemu Xi dilansir dari CNBC Internasional, Minggu (30/06/2019).
Namun, pernyataan itu seolah jadi anti klimaks bagi Trump. Sudah sejak lam Trump menuduh Beijing melakukan praktik perdagangan tidak adil yang mengaburkan pekerjaan manufaktur Amerika.
Berikut ini lini masa awal mula perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut terjadi:
19 Mei, 2014: Trump Memulainya
Sebelum melaksanakan kampanye kepresidenannya pada 2015, Trump berulang kali menyerukan perlawanan terhadap praktik perdagangan China. Dalam tweetnya Mei 2014, dia berkata, "Ingat, China bukan teman Amerika Serikat!"
1 Mei, 2016: Jadi Bahan Kampanye
Sebagai kandidat presiden, Trump membuat penekanan terhadap dugaan pelanggaran perdagangan China sebagai prioritas kampanye. "Kami tidak dapat terus membiarkan China memperkosa negara kami, dan itulah yang mereka lakukan," katanya pada rapat umum di Indiana Mei 2016.
11 Mei, 2017: Langkah Awal
AS dan China mencapai kesepakatan perdagangan yang mencakup produk-produk seperti daging sapi dan unggas, tetapi menyisakan perselisihan tentang baja, aluminium, dan masalah lain yang belum terselesaikan.
22 Januari, 2018: Perang Tarif Dimulai
Pemerintahan Trump mengumumkan tarif sel surya impor dan mesin cuci tertentu. China mengkritik langkah itu.
8 Maret, 2018: Mengenakan Tarif Baja
Trump mengesahkan tarif masing-masing sebesar 25% dan 10% untuk impor baja dan aluminium. Dalam menyetujui tugasnya, dia mengatakan "industri baja dan aluminium yang kuat sangat penting bagi keamanan nasional AS"
1 April, 2018: China Membalas
China membalas terhadap pajak baja dan aluminium dengan tarif barang-barang AS senilai sekitar US $ 3 miliar.
3 Mei, 2018: Pembicaraan Gagal Mengakhiri Perang Dagang
Delegasi AS dan China mengadakan putaran pembicaraan perdagangan di Beijing, tapi tidak menghasilkan resolusi pada perselisihan. Negosiasi di bulan-bulan berikutnya juga tidak menghasilkan kesepakatan.
15 Juni, 2018: Tarif Baru Menambah Ketegangan
Pemerintahan Trump mengatakan akan menambah tarif 25% pada US $ 50 miliar barang-barang China. Trump mengutip "Pencurian properti intelektual dan teknologi China dan praktik perdagangan tidak adil lainnya." Beijing dengan cepat membalas, mengumumkan tarif US $ 50 miliar pada produk AS.
17 September, 2018: Trump Makin Responsif
Trump mengumumkan tarif 10% untuk barang-barang China senilai US $ 200 miliar, dengan rencana menaikkan tarif menjadi 25% pada awal 2019. Ia mengancam tarif tambahan sebesar US $ 267 miliar pada produk-produk China jika Beijing membalas.
18 September, 2018: China Membalas
China mengatakan akan menambah tarif US $ 60 miliar pada produk AS sebagai tanggapan atas bea masuk AS terbaru.
1 November, 2018: Trump dan Xi Komunikasi Lagi
Trump dan Xi memulai kembali pembicaraan antara kedua belah pihak via telepon. Presiden AS mengatakan para pemimpin memberikan "penekanan besar pada perdagangan."
26 November, 2018: Trump Berlakukan Tarif Lebih Luas
Trump mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa ia kemungkinan tidak akan menunda kenaikan tarif pada barang-barang China senilai US $ 200 miliar melewati periode 1 Januari. Ia juga menyarankan ia akan mengenakan tarif 10% pada iPhone Apple dan laptop yang diimpor dari China.
1 Desember, 2018: Trump dan Xi Lakukan Gencatan Senjata
Trump dan Xi makan malam di KTT G-20 di Argentina. AS setuju untuk menunda rencana kenaikan tarif sebesar US $ 200 miliar pada barang-barang China menjadi 25% dari 10%. Mereka berharap untuk mencapai kesepakatan perdagangan dalam waktu 90 hari.
29 Desember, 2018: Trump Menyebutkan 'Kemajuan Besar'
Setelah komunikasi dengan Xi, Trump mengatakan kesepakatan perdagangan "menuju ke arah sangat baik."
7 Januari, 2019: Pembicaraan Perdagangan Dilanjutkan
Delegasi Amerika berangkat ke Beijing selama 3 hari untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.
24 Februari, 2019: Tarif Terhambat Kembali
Trump kembali menunda rencananya untuk meningkatkan tarif barang-barang China senilai US $ 200 miliar menjadi 25% dari 10%, dengan menyebut "kemajuan substansial" dalam putaran terakhir pembicaraan perdagangan dengan China.
10 April, 2019: 'Membuat Kemajuan'
Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan AS dan China membuat kemajuan dalam kesepakatan perdagangan, termasuk menyelesaikan masalah penting.
5 Mei, 2019: Negosiasi Berantakan
Trump mengatakan ia akan meningkatkan tarif pada barang-barang China.
10 Mei, 2019: Tarif Melonjak
Tarif pada barang-barang China sebesar US $ 200 miliar meningkat menjadi 25% dari 10%. China kemudian menaikkan bea atas barang-barang AS sebesar US $ 60 miliar hingga setinggi 25% pada 1 Juni 2019.
29 Juni, 2019
Trump dan Xi setuju untuk melanjutkan negosiasi perdagangan selama pertemuan yang sangat dinanti di sela-sela KTT G-20 di Jepang. "Kami berpegang pada tarif, dan mereka akan membeli produk pertanian," kata Trump.
(hoi/hoi) Next Article Pertemuan Trump-Xi, Menuju Deal Dagang Bersejarah
Most Popular