
Tragis, 100 Bocah Tewas Akibat Wabah Radang Otak di India
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
17 June 2019 19:27

Jakarta, CNBC Indonesia- Setidaknya 100 anak tercatat meninggal dunia akibat ensefalitis atau peradangan otak di Bihar, India Timur.
Maraknya kematian anak ini terpantau berlangsung sejak Juni lalu, dan otoritas kesehatan negeri tersebut masih berjihad melawan kasus mematikan ini.
Menurut Sekjen Kesehatan Sanjay Kumar, kematian paling banyak terjadi di distrik Muzaffarpur, yang diduga sebagai pusat epidemik atau penyebaran. Sebanyak 83 anak meninggal di rumah sakit pemerintah dan perguruan tinggi Sri Krishna di sana. Sementara 17 lainnya hembuskan nafas terakhir di rumah sakit swasta.
Rata-rata korban adalah anak di bawah 7 tahun, berdasar informasi yang terhimpun. Masih terdapat 291 anak dari Muzaffarpur dan distrik sekitar yang dirawat insentif di rumah sakit. Angka kematian meroket sejak beberapa hari terakhir, di mana puncaknya adalah Jumat lalu mencapai 67 orang.
Ensefalitis adalah peradangan otak, sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus. Risiko penyakit meningkat selama musim panas dan musim hujan antara Juni hingga Oktober.
Kumar mengatakan mungkin ada beberapa alasan di balik mewabahnya ensefalitis. Pejabat kesehatan di sana mengatakan penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan elektrolit dan kondisi gula darah.
Namun, para profesional kesehatan menduga kematian ini juga berhubungan dengan racun yang terdapat dalam leci yang dimakan para bocah. Di mana sebagian terdeteksi di sampel urin pasien, mengutip The Straitstimes, Senin (17/6/2019).
Anak-anak dengan kadar gula darah rendah yang disebabkan oleh kekurangan gizi dapat berisiko terkena ensefalitis setelah makan sejumlah besar buah yang ditanam di wilayah tersebut.
Virus Japanese ensefalitis adalah penyebab paling umum dari sindrom ensefalitis di negara itu, menyebabkan hingga 35% dari kasus tersebut.
(gus/gus) Next Article India Ratakan Gedung Pencakar Langit Tak Berizin
Maraknya kematian anak ini terpantau berlangsung sejak Juni lalu, dan otoritas kesehatan negeri tersebut masih berjihad melawan kasus mematikan ini.
Rata-rata korban adalah anak di bawah 7 tahun, berdasar informasi yang terhimpun. Masih terdapat 291 anak dari Muzaffarpur dan distrik sekitar yang dirawat insentif di rumah sakit. Angka kematian meroket sejak beberapa hari terakhir, di mana puncaknya adalah Jumat lalu mencapai 67 orang.
Ensefalitis adalah peradangan otak, sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus. Risiko penyakit meningkat selama musim panas dan musim hujan antara Juni hingga Oktober.
Kumar mengatakan mungkin ada beberapa alasan di balik mewabahnya ensefalitis. Pejabat kesehatan di sana mengatakan penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan elektrolit dan kondisi gula darah.
Namun, para profesional kesehatan menduga kematian ini juga berhubungan dengan racun yang terdapat dalam leci yang dimakan para bocah. Di mana sebagian terdeteksi di sampel urin pasien, mengutip The Straitstimes, Senin (17/6/2019).
Anak-anak dengan kadar gula darah rendah yang disebabkan oleh kekurangan gizi dapat berisiko terkena ensefalitis setelah makan sejumlah besar buah yang ditanam di wilayah tersebut.
Virus Japanese ensefalitis adalah penyebab paling umum dari sindrom ensefalitis di negara itu, menyebabkan hingga 35% dari kasus tersebut.
(gus/gus) Next Article India Ratakan Gedung Pencakar Langit Tak Berizin
Most Popular