Sudah Antisipasi, Pengusaha Cuekin Ekonomi Global Melambat

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
05 June 2019 14:30
Pelaku usaha sudah mengantisipasi pertumbuhan dunia yang melambat dan memilih fokus pada perbaikan iklim ekonomi di dalam negeri.
Foto: Shinta Widjaja Kamdani (detik.com/Yulida Medistiara)
Jakarta, CNBC Indonesia- Pelaku usaha dan kalangan bisnis mengaku optimis dengan iklim perekonomian di Tanah Air dan tidak khawatir dengan proyeksi pertumbuhan global terbaru yang dirilis Bank Dunia hari ini.

Seperti diketahui, dalam Global Economic Prospects edisi Juni 2019 yang dirilis Selasa (4/6/2019) malam waktu setempat atau Rabu dini hari waktu Indonesia, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global menjadi 2,6%.

Proyeksi ini turun 0,3% dibandingkan 2,9% yang diperkirakan pada Januari lalu. Adapun pertumbuhan ekonomi dunia di tahun depan diproyeksi naik tipis menjadi 2,7%.


Dalam laporan tersebut, organisasi yang berbasis di Washington DC itu menjelaskan, melambatnya laju ekonomi global disebabkan oleh lesunya perdagangan internasional. Proyeksi terbaru ini merupakan yang terendah dalam satu dekade terakhir atau sejak krisis keuangan global 2008.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan, pelaku usaha sudah mengantisipasi pertumbuhan dunia yang melambat dan memilih fokus pada perbaikan iklim ekonomi di dalam negeri.

"Seperti kita ketahui, pertumbuhan ekonomi dunia memang sudah menurun dengan adanya perang dagang dan lain-lain, dan itu sudah diantisipasi. Justru kita lihat secara positif untuk Indonesia, dengan pemilu yang sudah selesai kita tetap fokus di dalam negeri," kata Shinta saat bertamu ke kediaman Menko Perekonomian, Rabu (5/6/2019).

Salah satu perkembangan yang disambut positif oleh Shinta adalah peningkatan peringkat daya saing RI dalam IMD Competitiveness Index 2019 sebanyak 11 peringkat menjadi peringkat 32.

Menurut Shinta, meskipun masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, namun ini sudah menjadi lompatan yang luar biasa bagi Indonesia.

"Ini harus terus kita jaga, tidak hanya peringkatnya tapi juga implementasi di lapangan. Kemarin kami sudah banyak bicara dengan pelaku industri manufaktur dan mereka kelihatannya cukup positif ke depannya," ujarnya.


Beberapa poin utama menurut Shinta yang harus terus diperbaiki pemerintah berkaitan dengan peningkatan daya saing ini, antara lain deregulasi, reformasi ketenagakerjaan, reformasi perpajakan, serta pembangunan infrastruktur.

"Baik itu infrastruktur fisik untuk menunjang konektivitas maupun soft infrastructure yaitu pembangunan SDM," pungkasnya.


(dob) Next Article Rusia-Ukraina Perang, Ekonomi Dunia Diramal Anjlok Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular