
Nielsen: Konsumen Indonesia Paling Optimis Ke-4 di Dunia
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
03 June 2019 18:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Dengan nilai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 125 pada kuartal I-2019, Indonesia ternyata dinobatkan sebagai negara dengan tingkat optimisme tertinggi keempat di dunia. Hal tersebut diungkapkan oleh Nielsen berdasarkan hasil surveinya bersama dengan The Conference Board Global Consumer Confidence Survey.
Hasil survei mengatakan bahwa 10 negara paling optimis pada kuartal I-2019 adalah Filipina (133), India (132), Vietnam (129), Indonesia (125), Denmark (119), Malaysia (115), China (115), Uni Emirat Arab (113), Arab Saudi (112), Thailand (111).
Dua komponen pembentuk IKK Indonesia tercatat meningkat pada kuartal I-2019. Prospek Lapangan Kerja Lokal naik dari 68% di kuartal IV-2019 menjadi 72%. Artinya, lebih banyak orang yang optimis akan kondisi penciptaan lapangan kerja dalam 12 bulan ke depan.
Sementara jumlah konsumen yang optimis akan Kondisi Keuangan Pribadi dalam 12 bulan ke depan juga naik menjadi 83% dari yang sebelumnya 79% di kuartal IV-2018.
Sementara itu di kuartal pertama 2019, hanya lebih sedikit dari setengah (56%) konsumen yang menyatakan bahwa waktu 12 bulan ke depan adalah Waktu yang Baik untuk Berbelanja Barang-barang yang Mereka Inginkan dan Butuhkan. Indikator terakhir ini menurun dari 63% di kuartal keempat 2018.
Hal tersebut tampaknya disebabkan oleh kekhawatiran konsumen yang meningkat akibat gonjang-ganjing politik yang terjadi sejak akhir tahun 2018.
"Meningkatnya kekhawatiran konsumen akan stabilitas politik di kuartal pertama tahun ini sepertinya juga mempengaruhi keinginan konsumen untuk berbelanja."ujar Agus Nurudin, Managing Director Nielsen Indonesia. "Menjelang Pemilu, konsumen mengantisipasi situasi salah satunya dengan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka."
Menabung dan berinvestasi masih menjadi pilihan utama konsumen dalam mengalokasikan sisa dana mereka setelah memenuhi kebutuhan hidup yang utama. Di kuartal pertama 2019, 66% konsumen memilih untuk mengalokasikan dana cadangan mereka untuk Menabung, sementara 47% persen memilih untuk menggunakannya untuk Berlibur. Adapun 44% persen memilih untuk Berinvestasi di saham atau reksadana.
Sebagai catatan, bahwa IKK yang dikemukakan oleh Nielsen mirip dengan IKK yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu, yaitu sama-sama menyatakan optimisme konsumen akan kondisi perekonomian.
Berikut penjelasan Nielsen tentang metodologi survei IKK:
Survei ini dilaksanakan pada Januari 2019 dan mensurvei lebih dari 32.000 konsumen online di 64 negara di seluruh Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Tengah Timur / Afrika dan Amerika Utara. Sampel termasuk pengguna internet yang setuju untuk berpartisipasi dalam survei ini dan memiliki kuota berdasarkan usia dan jenis kelamin untuk setiap negara.
Karena sampel didasarkan pada mereka yang setuju untuk berpartisipasi, tidak menutup kemungkinan akan ada perkiraan kesalahan pada sampling teoritis yang dapat dihitung.
Namun, sampel probabilitas ukuran setara memiliki margin kesalahan ± 0,6% di tingkat global. Survei ini hanya berdasarkan pada perilaku responden dengan akses online. Tingkat penetrasi internet bervariasi menurut negara.
The Conference Board menggunakan standar pelaporan minimum 60% penetrasi internet atau populasi online 10 juta untuk disertakan dalam survei. The Nielsen China Consumer Confidence Index adalah bersumber dari survei terpisah yang dilakukan oleh Nielsen China, yang didasarkan pada survei metodologi campuran lebih dari 3.000 responden di China. Survei Kepercayaan Konsumen Global dibuat pada tahun 2005.
(taa/hps) Next Article Konsumen RI Makin Pede Arungi Ekonomi
Hasil survei mengatakan bahwa 10 negara paling optimis pada kuartal I-2019 adalah Filipina (133), India (132), Vietnam (129), Indonesia (125), Denmark (119), Malaysia (115), China (115), Uni Emirat Arab (113), Arab Saudi (112), Thailand (111).
Sementara jumlah konsumen yang optimis akan Kondisi Keuangan Pribadi dalam 12 bulan ke depan juga naik menjadi 83% dari yang sebelumnya 79% di kuartal IV-2018.
Sementara itu di kuartal pertama 2019, hanya lebih sedikit dari setengah (56%) konsumen yang menyatakan bahwa waktu 12 bulan ke depan adalah Waktu yang Baik untuk Berbelanja Barang-barang yang Mereka Inginkan dan Butuhkan. Indikator terakhir ini menurun dari 63% di kuartal keempat 2018.
Hal tersebut tampaknya disebabkan oleh kekhawatiran konsumen yang meningkat akibat gonjang-ganjing politik yang terjadi sejak akhir tahun 2018.
"Meningkatnya kekhawatiran konsumen akan stabilitas politik di kuartal pertama tahun ini sepertinya juga mempengaruhi keinginan konsumen untuk berbelanja."ujar Agus Nurudin, Managing Director Nielsen Indonesia. "Menjelang Pemilu, konsumen mengantisipasi situasi salah satunya dengan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka."
Menabung dan berinvestasi masih menjadi pilihan utama konsumen dalam mengalokasikan sisa dana mereka setelah memenuhi kebutuhan hidup yang utama. Di kuartal pertama 2019, 66% konsumen memilih untuk mengalokasikan dana cadangan mereka untuk Menabung, sementara 47% persen memilih untuk menggunakannya untuk Berlibur. Adapun 44% persen memilih untuk Berinvestasi di saham atau reksadana.
Sebagai catatan, bahwa IKK yang dikemukakan oleh Nielsen mirip dengan IKK yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu, yaitu sama-sama menyatakan optimisme konsumen akan kondisi perekonomian.
Berikut penjelasan Nielsen tentang metodologi survei IKK:
Survei ini dilaksanakan pada Januari 2019 dan mensurvei lebih dari 32.000 konsumen online di 64 negara di seluruh Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Tengah Timur / Afrika dan Amerika Utara. Sampel termasuk pengguna internet yang setuju untuk berpartisipasi dalam survei ini dan memiliki kuota berdasarkan usia dan jenis kelamin untuk setiap negara.
Karena sampel didasarkan pada mereka yang setuju untuk berpartisipasi, tidak menutup kemungkinan akan ada perkiraan kesalahan pada sampling teoritis yang dapat dihitung.
Namun, sampel probabilitas ukuran setara memiliki margin kesalahan ± 0,6% di tingkat global. Survei ini hanya berdasarkan pada perilaku responden dengan akses online. Tingkat penetrasi internet bervariasi menurut negara.
The Conference Board menggunakan standar pelaporan minimum 60% penetrasi internet atau populasi online 10 juta untuk disertakan dalam survei. The Nielsen China Consumer Confidence Index adalah bersumber dari survei terpisah yang dilakukan oleh Nielsen China, yang didasarkan pada survei metodologi campuran lebih dari 3.000 responden di China. Survei Kepercayaan Konsumen Global dibuat pada tahun 2005.
(taa/hps) Next Article Konsumen RI Makin Pede Arungi Ekonomi
Most Popular