
Dampak Demo 21-24 Mei, Sarinah Berpotensi Rugi Rp1,5 M
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
29 May 2019 15:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Departemen store pertama di Indonesia, Sarinah yang berada di depan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengalami kerugian yang cukup besar akibat aksi 22 Mei lalu.
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa mengatakan, akibat aksi selama tiga hari tersebut kerugian mencapai Rp1,5 miliar. Hal ini dikarenakan pihaknya harus menutup pusat perbelanjaan saat aksi berlangsung.
"Tiga hari ya, 21 sore (mulainya). (Kerugian) kita sih engga bisa pasti ya, itu artinya yang saat ini kita katakan potensial loss per harinya Rp500 juta dari penjualan. Tiga hari kerugian kurang lebih segitu (Rp1,5 miliar)," ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Sedangkan, kerusakan untuk gedung Sarinah sendiri tidak terlalu signifikan dan saat ini sudah diperbaiki.
"Sudah (diperbaiki), kerusakan kita kecil ya. Kita di halaman sama pagar ya. Pagar sedang kita order, nanti kita pasang lagi, insha allah terlalu banyak yang kita perbaiki juga. Karena tamannya diganti pohon ini lagi proses, di taman ngga terlalu banyak kerusakan," jelasnya.
Kemudian, untuk kerugian kerusakan gedung masih dalam perhitungan oleh pihak asuransi. Setelah perhitungan selesai maka akan ketahuan kerugian pastinya dari kerusakan terdampak aksi tersebut.
"Kalau kersuakan saya rasa masih dihitung. Kebetulan kita pakai asuransi, lagi dihitung sama mereka, saya belum dapat laporan," kata dia.
Namun, ia menyebutkan, sejak akhir pekan lalu telah beroperasi kembali karena kondisi sekitar yang sudah kondusif.
"Kalau operasional, alhamdulillah kita sudah sejak sabtu sudah fully operational," tutupnya.
Simak video penjelasan soal aksi ricuh di depan Bawaslu di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Demo 22 Mei, Ini 3 Imbauan Pemerintah untuk Rakyat Indonesia
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa mengatakan, akibat aksi selama tiga hari tersebut kerugian mencapai Rp1,5 miliar. Hal ini dikarenakan pihaknya harus menutup pusat perbelanjaan saat aksi berlangsung.
"Tiga hari ya, 21 sore (mulainya). (Kerugian) kita sih engga bisa pasti ya, itu artinya yang saat ini kita katakan potensial loss per harinya Rp500 juta dari penjualan. Tiga hari kerugian kurang lebih segitu (Rp1,5 miliar)," ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (29/5/2019).
"Sudah (diperbaiki), kerusakan kita kecil ya. Kita di halaman sama pagar ya. Pagar sedang kita order, nanti kita pasang lagi, insha allah terlalu banyak yang kita perbaiki juga. Karena tamannya diganti pohon ini lagi proses, di taman ngga terlalu banyak kerusakan," jelasnya.
Kemudian, untuk kerugian kerusakan gedung masih dalam perhitungan oleh pihak asuransi. Setelah perhitungan selesai maka akan ketahuan kerugian pastinya dari kerusakan terdampak aksi tersebut.
"Kalau kersuakan saya rasa masih dihitung. Kebetulan kita pakai asuransi, lagi dihitung sama mereka, saya belum dapat laporan," kata dia.
Namun, ia menyebutkan, sejak akhir pekan lalu telah beroperasi kembali karena kondisi sekitar yang sudah kondusif.
"Kalau operasional, alhamdulillah kita sudah sejak sabtu sudah fully operational," tutupnya.
Simak video penjelasan soal aksi ricuh di depan Bawaslu di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Demo 22 Mei, Ini 3 Imbauan Pemerintah untuk Rakyat Indonesia
Most Popular