Produksi pabrik dan permintaan konsumen China tumbuh lebih lemah dari perkiraan akibat perang dagang yang membelitnya dengan Amerika Serikat (AS). Data terbaru ini menambah tekanan pada Beijing untuk mengatasi pertumbuhan ekonomi yang semakin goyah. (Chinatopix via AP)
Data itu membuat Beijing perlu mendorong pengeluaran stimulus dan pinjaman bank untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini yaitu antara 6% dan 6,5%. (Chinatopix via AP)
Kenaikan bea masuk AS terhadap produk China senilai US$200 miliar Jumat pekan lalu membuat berang Kementrian Perdagangan China. Beijing kemudian mengumumkan akan menaikkan bea impor terhadap produk AS senilai US$60 miliar pada 1 Juni mendatang. (AP Photo/Andy Wong)
Menurut Biro Statistik Nasional setempat, pertumbuhan output pabrik pada April melambat menjadi 5,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Maret, produksi pabrik masih tumbuh 8,5%. (AP Photo/Ng Han Guan)
Tidak hanya itu, pertumbuhan penjualan ritel juga melambat jadi 7,2% secara tahunan di April dibandingkan 8,7% pada bulan sebelumnya. Ini adalah sebuah kemunduran bagi para pemimpin Cina yang ingin mempromosikan pertumbuhan ekonomi mandiri berdasarkan konsumsi domestik daripada perdagangan dan investasi. (Chinatopix via AP)
Pertumbuhan ekonomi China tetap stabil di kuartal terakhir mencapai 6,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Akan tetapi, hal itu didukung oleh pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi dan pinjaman bank untuk menangani perlambatan ekonomi. (Chinatopix via AP)
Kenaikan tarif impor AS itu dapat memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5 poin persentase. Kerugian dapat melebar ke 1 poin persentase jika kedua belah pihak memperpanjang hukuman untuk barang masing-masing. (AP Photo/Mark Schiefelbein)