Kata Anies Soal Banjir Jakarta dan Upayanya, Ampuhkah?

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
27 April 2019 08:11
Kata Anies Soal Banjir Jakarta dan Upayanya, Ampuhkah?
Foto: Banjir di kawasan Pejaten Timur, Jakarta, Jumat (26/4/2019). (detikFoto/Agung Pambudhy)
Jakarta, CNBC Indonesia - Banjir kembali melanda ibu kota Jakarta, Jumat (26/4/2019). Hal itu tak lepas dari hujan yang melanda ibu kota pada Kamis disertai kiriman air dari hulu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan respons ihwal banjir yang menerjang sejumlah daerah di ibu kota pada, Jumat (26/4/2019).

Menurut dia, daerah yang terendam merupakan daerah langganan banjir. Daerah-daerah itu antara lain Condet (Jakarta Timur), Cawang (Jakarta Timur), dan Pasar Minggu (Jakarta Selatan).

"Di tempat itu, tidak ada hujan sebetulnya mereka itu, kita ini menerima air dari hulu ketika di sana hujannya keras," kata Anies, Jumat (26/4/2019).

Ia mengaku telah memerintahkan seluruh wali kota memantau daerah masing-masing. Tujuannya agar pemerintah kota siaga menghadapi air kiriman dari hulu.

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu mengungkapkan, sejak Bendung Katulampa berstatus siaga I pada Kamis (25/4/2019) pukul 21.00 WIB, petugas terkait di DKI Jakarta sudah bekerja. Utamanya untuk mengantisipasi datangnya air kiriman dari hulu.

Lebih lanjut, Anies mengatakan solusi banjir itu adalah pembangunan bendungan. Tercatat ada dua dry dam di hulu yang sedang dibangun. Targetnya, bendungan itu selesai pada tahun ini.

Halaman Selanjutnya : Ahok Ikut Komentar




Mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok alias BTP turut mengomentari banjir yang menerjang sejumlah daerah di ibu kota pada hari ini, Jumat (26/4/2019). Hal itu disampaikan melalui akun Twitter resminya @basuki_btp yang dikutip CNBC Indonesia.

"Kepada warga DKI, harap waspada terhadap banjir. Mari fokus untuk membantu para korban banjir. Dan jangan membuang sampah sembarangan," tulisnya.

Tulisan itu mengomentari kicauan Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho dalam akun resminya @Sutopo_PN.

Sutopo mengunggah sebuah video yang memperlihatkan banyak sampah yang dihanyutkan Sungai Ciliwung dari bagian hulu dan tengah pada Jumat pagi. Ia juga mengunggah kondisi tinggi muka air di Kalibata pada Jumat pagi.


Pembuatan waduk atau bendungan kembali menjadi solusi yang ditawarkan pemangku kepentingan dalam merespons banjir di ibu kota Jakarta. Solusi itu kembali disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyambangi Pintu Air Manggarai, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

"Mau tidak mau harus membuat waduk karena bicaranya tentang volume air yang besar sekali. Jadi tidak cukup kalau kita hanya menangani di sini. Apapun yang kita tangani di sini kalau volume airnya besar sekali dari sana, datangnya bersamaan akan selalu menimbulkan limpahan air," ujarnya dikutip dari detik.com.

Sejatinya, apa yang disampaikan Anies bukanlah sesuatu yang baru. Para gubernur DKI Jakarta sebelum Anies seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok alias BTP hingga Joko Widodo juga mengusulkan hal serupa.

Pada Rabu (26/12/2018), Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tujuan Jokowi saat itu adalah meninjau progres pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi. Pembangunan kedua bendungan itu merupakan salah satu bentuk antisipasi banjir yang kerap melanda Jakarta.

Sekadar kilas balik, pembangunan ini telah digagas Jokowi bersama kepala daerah se-Jawa Barat dan disepakati dalam rapat di Bendung Katulampa, Bogor, 20 Januari 2014.

"Ini rapat terakhir. Jangan ropat, repet, tapi tidak ada action lapangannya. Dan hasilnya saya kira sangat bagus sekali. Sudah diputuskan yang namanya Bendungan Ciawi, Sukamahi, dimulai tahun ini. Pembebasan akan dimulai tahun ini, kemudian fisiknya, Insya Allah tahun depan," katanya.

Proses pembangunan kedua bendungan baru terakselerasi selepas Jokowi terpilih sebagai presiden RI pada Oktober 2014. Pada 2016, kontrak pembangunan kedua bendungan ditandatangani.

Kontrak Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 antara Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dengan kontraktor PT Brantas Abipraya-Sacna KSO dengan nilai pekerjaan konstruksi Rp 757,8 miliar melalui kontrak tahun jamak (multi years). Bendungan itu menampung aliran Sungai Cisarua, Sungai Cibogo dan anak Sungai Ciliwung dengan volume tampungan 6,45 juta m3.

Sementara penandatanganan kontrak pembangunan Bendungan Sukamahi dengan daya tampung 1,68 juta m3, senilai Rp 436,97 miliar dilakukan pada 20 Desember 2016 dengan kontraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO.

Pada Jumat (15/12/2017), Jokowi meninjau pembangunan Bendungan Sukamahi dilanjutkan dengan Bendungan Ciawi. Ketika itu, Presiden mengatakan, pembangunan kedua bendungan itu untuk mengurangi kerentanan kawasan metropolitan Jakarta dari bencana banjir.

Ditemui di sela meninjau Bendungan Sukamahi, Selasa (26/12/2018), Jokowi membenarkan pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi dimaksudkan untuk mengantisipasi banjir Jakarta dari sisi hulu. Namun, dia menekankan usaha di hilir juga penting.

"Di hulu seperti pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi, yang di hilirnya banyak seperti Ciliwung, sodetan Ciliwung ke BKT, terus sekarang yang dikerjakan Pak Gubernur (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan) membuat sumur resapan, drainase dibersihkan," ujar Jokowi.

"Kalau itu semua dikerjakan, Insya Allah mengurangi banyak. Contoh di sini saja, di Ciawi dan Sukamahi diperkirakan mengurangi banjir di Jakarta 30 persen. Gede banget," kata pria yang juga pernah menjabat Wali Kota Solo itu.

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular