Banyak Tol Baru, Permintaan Penerbangan Tambahan Menyusut

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
22 April 2019 16:23
Sejauh ini, pengajuan penerbangan tambahan baru tercatat 226.
Foto: M. Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan penerbangan tambahan pada momentum mudik Lebaran 2019 diprediksi menurun. Sejauh ini, pengajuan penerbangan tambahan baru tercatat 226. Jumlah tersebut menurun jauh dibandingkan permintaan tahun lalu sebanyak 1.600. Adapun realisasi penerbangan tambahan pada tahun lalu sekitar 300-400 penerbangan.

"Waktu itu jumlah bandara masih 14, kalau sekarang kan bandara ada 16, jadi mungkin pergerakannya agak sedikit dinamis," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di sela Rapat Koordinasi Kesiapan Angkutan Lebaran Tahun 2019M/1440H di RR Nanggala, Gedung Cipta, Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (22/4/2019).

Prediksi penurunan ini tidak lepas dari banyaknya alternatif moda transportasi lain, terutama di Jawa dan Sumatera, sejak terbangunnya banyak ruas tol baru. Moda transportasi darat kian menjadi primadona untuk mudik.

"Untuk kebutuhan periode angkutan lebaran nanti memang sedikit turun dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya," tandasnya.



Meski begitu, dia meyakini pergerakan penumpang tetap akan naik dibandingkan hari normal.

"Kami masih optimis prediksi pergerakan untuk pesawat sendiri itu prognosa kita 1%-1,5% untuk pergerakan penambahan pesawat. Nah sementara untuk penumpang sendiri kita perkirakan kisarannya di 2-3%," urainya.

Pada momentum mudik lebaran nanti, Bandara Internasional Soekarno-Hatta masih diyakini sebagai bandara terpadat. Awaluddin menyebut, terdapat dua bandara lain di Jawa yang juga bakal mengalami peningkatan kepadatan

"Kalau untuk Jawa itu Surabaya dan Solo ya. Terus kalau keluar Jawa itu, di wilayah Angkasa Pura II ada Kualanamu kemudian juga ke wilayah Angkasa Pura I ada di Makassar dan Banjarmasin," pungkasnya.

Banyak Tol Baru, Permintaan Penerbangan Tambahan MenyusutFoto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto


Kesiapan Bandara New Yogyakarta
Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) dijadwalkan mulai beroperasi pada 29 April 2019. Dengan begitu, maka terdapat dua bandara sekaligus yang beroperasi di Yogyakarta, mengingat Bandara Adi Sutjipto masih akan berstatus aktif. Praktis, ruang udara Yogyakarta bakal bertambah padat. Tingkat kepadatan langit Yogyakarta ini diakui Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto.

Selama ini, rata-rata pergerakan pesawat di langit Yogyakarta dalam satu hari bisa sekitar 280-300 berdasarkan catatan take-off dan landing. Jumlah itu terdiri dari 170 regular flight dan sisanya training.

"Saat Bandara NYIA beroperasi, Bandara Adi Sutjipto tetap akan beroperasi untuk slot penerbangan militer dan training," ungkap Novie di Jakarta, Senin (22/4/2019), melalui keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia.

Dengan demikian, dia mengakui bahwa pengaturan ruang udara menjadi persoalan cukup kompleks. Meski demikian, AirNav mengaku siap mengatur agar lalu lintas udara berjalan dengan baik.

Banyak Tol Baru, Permintaan Penerbangan Tambahan MenyusutFoto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki


Untuk tahap awal, NYIA hanya akan melayani penerbangan internasional. Adapun penerbangan domestik dalam beberapa waktu ke depan masih menggunakan Bandara Adi Sutjipto.

Terkait hal itu, Novie menyebut bahwa AirNav Indonesia akan memberikan layanan aerodrome control (ADC) untuk pesawat udara yang take-off dan landing di NYIA melalui Menara Pemandu Lalu Lintas Penerbangan NYIA.

Adapun untuk pesawat udara di ruang udara Yogyakarta dengan ketinggian 4.000-24.500 kaki akan dilayani oleh unit approach control (APP) yang bertempat di Bandara Adi Sutjipto. APP itu kini telah dilengkapi dengan Radar Surveillance dengan coverage hingga radius 183 nautical miles.

"Tower ATC baru dengan peralatan navigasi penerbangan termasuk desk control, radio, AFTN dan VSAT sudah diuji coba dan siap beroperasi," imbuhnya.

Bahkan, menurut Novie, untuk fasilitas dan SOP/MOS (standard operation procedure/manual of standard), AirNav telah mendapatkan sertifikasi CASR (civil aviation safety regulation) 171 & 172 dari Kementerian Perhubungan.

"Untuk pelayanan informasi cuaca, BMKG siap mendukung kami dengan AWS (Automatic Weather Station)," tandasnya.

Simak video terkait mahalnya tiket pesawat di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Duh Pak Jokowi, Tiket Pesawat Masih Membumbung Tinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular