Awas, Kebijakan Jokowi Ini Bisa Timbulkan Guncangan Ekonomi

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 April 2019 13:25
Ada beberapa kebijakan populis di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap bisa memicu terjadinya turbulensi
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) (dok. Setkab)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ada beberapa kebijakan populis di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap bisa memicu terjadinya turbulensi atau guncangan bagi perekonomian nasional.

Hal tersebut dikemukakan Ekonom Universitas Gajah Mada Anggito Abimanyu dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (15/4/2019).

Pertama, yakni kebijakan pemerintah yang tetap mempertahankan harga bensin maupun listrik, di tengah kenaikan harga minyak dunia. Padahal, keputusan ini cukup memberikan beban bagi fiskal.

"Kebijakan fiskal itu ada prinsipnya. Sekarang ini agak kehilangan. Misalnya, subsidi dibebankan ke Pertamina, PLN. Itu tak bisa di teori fiskal," kata Anggito.

Keputusan pemerintah menahan harga bensin dan listrik, tak hanya akan membebani kas negara, melainkan juga sejumlah perusahaan pelat merah yang mendapatkan penugasan menyalurkan subsidi

"Padahal harusnya ada penyesuaian harga. Kalau tidak akan membebani BUMN PSO," kata Anggito.

Subsidi, hanyalah salah satu isu yang bisa memicu terjadinya turbulensi. Menurut Anggito, masih ada beberapa kebijakan populis yang bisa menyebabkan terjadinya guncangan ekonomi.

"Bayar gaji ke-13. Harusnya di bayar di bulan Juni - Juli, tapi dibayar sekarang. Ini akan mengganggu likuiditas. Kalau tak dilakukan hati-hati, tak ada mitigasinya, bahaya," jelasnya.





(dru) Next Article Simak! Istana Buka Suara Soal Kebijakan 'Gila' Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular