Pekerja melakukan pengecekan pesawat Boeing 737 Max yang sedang dibangun di pabrik Boeing di Renton, Washington, AS, Rabu (27/3/2019). Boeing mengembangkan perbaikan perangkat lunak yang bernama Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pada pesawat 737 Max-nya. (REUTERS/Lindsey Wasson)
Boeing telah memperbarui sistem anti-stall (sistem untuk mencegah kegagalan mesin) setelah dua kecelakaan fatal Lion Air dan Ethiopian Airlines. (REUTERS/Lindsey Wasson)
Pesawat 737 juga akan ditambahkan sebuah indikator di tampilan kontrol penerbangan sehingga pilot mengetahui bila sensor angle of attack memberi data yang berbeda. (REUTERS/Lindsey Wasson)
Selain itu, Boeing juga akan pelatihan tambahan bagi seluruh pilot Boeing 737 Max sehingga mereka mengetahui bagaimana sistem MCAS bekerja dan bagaimana mematikannya bila mereka mengalami masalah. (REUTERS/Lindsey Wasson)
Boeing berencana mengirimkan perubahan piranti lunak itu dan rencana pelatihan pilot kepada Administrasi Penerbangan Federal (FAA) akhir pekan ini untuk mendapat persetujuan. Para pelaku industri penerbangan memperkirakan FAA akan memberi persetujuan dalam waktu sekitar dua pekan. (REUTERS/Lindsey Wasson)
Boeing sebelumnya mengenakan biaya tambahan untuk menambah fitur di 737 Max yang menunjukkan angle of attack pesawat dan lampu peringatan bila terjadi perbedaan data. Kini perusahaan mengatakan akan menambahkan fitur itu secara gratis. (REUTERS/Lindsey Wasson)
Perusahaan pembuat pesawat terbang asal Amerika Serikat (AS) itu melakukan pratinjau perbaikan software atau piranti lunak, sistem peringatan kokpit, dan pelatihan tambahan bagi pilot pesawat Boeing 737 MAX, akibat kecelakaan dua pesawat yang menewaskan ratusan orang dalam kurun waktu kurang dari lima bulan. (REUTERS/Lindsey Wasson)
Kedua pesawat tersebut jatuh dan menewaskan seluruh kru dan penumpang sesaat setelah tinggal landas diduga akibat para pilot mengalami masalah dengan MCAS. Sistem ini secara otomatis mendorong hidung pesawat ke bawah untuk menghindari stall atau macet. (REUTERS/Lindsey Wasson)
Akibat kecelakaan tersebut pesawat berjenis 737 Max dilarang terbang oleh berbagai negara. (REUTERS/Lindsey Wasson)
Beberapa analis memperkirakan perlu waktu enam hingga 12 minggu sebelum pesawat yang dilarang terbang itu dapat kembali mengudara sebab FAA dan regulator di seluruh dunia masih perlu untuk mengetes keamanan 737 Max sebelum mengizinkannya terbang membawa penumpang. (REUTERS/Lindsey Wasson)