Sasar Pasar Nontradisional, RI Ekspor Bus ke Bangladesh

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
21 March 2019 16:20
Selanjutnya, dalam waktu dekat CV Laksana akan kembali mengekspor 10 bus double-decker ke Bangladesh.
Foto: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi siang tadi melepas ekspor perdana empat (4) bus yang dirakit (assembled) oleh perusahaan karoseri, CV Laksana ke Bangladesh. (CNBC Indonesia/Samuel Pablo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi siang tadi melepas ekspor perdana empat bus yang dirakit (assembled) oleh perusahaan karoseri, CV Laksana, ke Bangladesh.

Retno menyebut ekspor empat bus ini sebagai awal langkah konkret peningkatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Bangladesh, setelah kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan misi dagang yang diadakan di Dhaka pada April tahun lalu.

Selanjutnya, dalam waktu dekat CV Laksana akan kembali mengekspor 10 bus double-decker ke Bangladesh.

Sasar Pasar Nontradisional, RI Ekspor Bus ke BangladeshFoto: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi siang tadi melepas ekspor perdana empat (4) bus yang dirakit (assembled) oleh perusahaan karoseri, CV Laksana ke Bangladesh. (CNBC Indonesia/Samuel Pablo)


Bus yang diekspor memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sekitar 45-50%, dengan chasis dan mesin bus masih diimpor dari Swedia, yakni Scania. Adapun untuk body bus yang dikerjakan oleh CV Laksana nilainya mencapai US$ 200.000.

Bangladesh adalah negara ketiga yang menjadi pasar ekspor CV Laksana, setelah sebelumnya mengekspor lebih dari 200 unit bus ke Fiji dan Timor Leste.

"Ini juga merupakan bentuk peningkatan ekspor ke pasar-pasar non-tradisional," ujar Retno di JIExpo Kemayoran, Kamis (21/3/2019).



Ia berharap, ekspor yang dilakukan CV Laksana ini menginspirasi pelaku usaha lainnya untuk memperluas pasarnya ke negara-negara tujuan ekspor baru yang selama ini potensinya besar tapi belum begitu diperhatikan.

Sebelumnya, PT INKA (Persero) sudah mengekspor 19 gerbong kereta di awal tahun ini, sebagai bagian dari total 250 gerbong kereta yang dipesan pemerintah Bangladesh.

Menlu menambahkan, saat ini pemerintah Indonesia dan Bangladesh juga telah memulai proses perundingan Perjanjian Dagang Preferensial (Preferential Trade Agreement/PTA) yang diharapkan dapat disepakati di tahun depan.

Sasar Pasar Nontradisional, RI Ekspor Bus ke BangladeshFoto: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi siang tadi melepas ekspor perdana empat (4) bus yang dirakit (assembled) oleh perusahaan karoseri, CV Laksana ke Bangladesh. (CNBC Indonesia/Samuel Pablo)


Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Arlinda menyebutkan misi dagang ke Bangladesh pada tahun lalu berhasil mencatatkan transaksi senilai US$ 279 juta.

Saat itu, pelaku usaha di Bangladesh memesan sekitar 1.043 bus yang akan direalisasikan sejak tahun ini hingga beberapa tahun ke depan. Arlinda menjelaskan, selain India dan Bangladesh, Pakistan dan Sri Lanka juga menjadi pasar ekspor non-tradisional di wilayah Asia Selatan yang ditargetkan pemerintah.

"Dengan empat negara ini perdagangan kita luar biasa, kita surplus. Dengan Bangladesh total perdagangn kita sekitar US$ 1,9 miliar dan surplusnya mencapai US$ 1,7 miliar. Ini adalah least developed countries yang optimis di 2021 mereka akan menjadi negara berkembang, jadi prospeknya luar biasa," jelas Arlinda.

Produk lain yang dibutuhkan pasar di empat negara ini meliputi kertas dan bubur kertas, minyak sawit, makanan dan minuman (mamin), furniture serta kerajinan tangan.

Simak video penjelasan mendag soal ekspor Indonesia di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Corona Masih Ganas, Bangladesh Buka Lockdown, Bebaskan Mudik!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular