
Jokowi Mau Tambah 2 Menteri, Ini Penjelasan Kepala Bappenas
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
13 March 2019 15:35

Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mewacanakan pengangkatan dua menteri dengan nomenklatur baru. Yaitu menteri investasi dan menteri ekspor. Dirinya melontarkan wacana tersebut pada forum rapat kabinet beberapa waktu lalu.
"Saya sudah sampaikan, baru seminggu lalu dalam forum rapat kabinet; apakah perlu namanya menteri investasi dan menteri ekspor? Khusus sudah. Wong penyakit kita di situ. Di EU [Eropa] ada menteri khusus investasi, ada menteri ekspor, negara lain juga sama. Dari sisi kelembagaan kita perlu dua menteri itu," ujar Jokowi pada rakornas Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hari Selasa (12/2/2019).
Bagaimana penjelasan dari menteri yang sudah ada sekarang?
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menuturkan, hal tersebut pada intinya didasari oleh keinginan Presiden Joko Widodo untuk fokus pada pertumbuhan ekonomi. Sementara, pertumbuhan ekonomi sulit untuk bergerak lebih cepat di kisaran 5,1 hingga 5,2%.
"Presiden Jokowi ingin sesuatu yang berhubungan global market ditangani oleh suatu institusi yang solid. Selama ini pertumbuhan ekonomi kan sekitar 5,1- 5,2% dan ketika dibicarakan ternyata penyebabnya adalah pertumbuhan ekspor yang relatif lemah serta pertumbuhan investasi yang sebenarnya tidak jelek tapi mungkin ingin lebih cepat lagi," ujar Bambang saat dijumpai di Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Karena hal tersebutlah, lanjut Bambang, Presiden melihat karena ekspor dan investasi ini dua-duanya adalah tergantung faktor eksternal. Dalam hal ekspor, dipengaruhi oleh permintaan dari negara lain, begitu pula dengan investasi, yang mana Indonesia sangat membutuhkan foreign direct investment (FDI), jadi butuh kekuatan modal dari negara lain.
"Realisasinya (tambah menteri) itu tinggal menunggu waktu. Kami lihat dulu tentunya harus kan diperhatikan juga struktur kementerian yang ada sekarang. Tapi intinya dasarnya yang tadi itu supaya kita bisa benar benar merespon dengan baik dinamika global," pungkas Bambang.
Saksikan video Jokowi otokritik pemerintahannya di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article Ada Covid-19, Konsumsi Masyarakat Hilang Rp 362 T
"Saya sudah sampaikan, baru seminggu lalu dalam forum rapat kabinet; apakah perlu namanya menteri investasi dan menteri ekspor? Khusus sudah. Wong penyakit kita di situ. Di EU [Eropa] ada menteri khusus investasi, ada menteri ekspor, negara lain juga sama. Dari sisi kelembagaan kita perlu dua menteri itu," ujar Jokowi pada rakornas Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hari Selasa (12/2/2019).
Bagaimana penjelasan dari menteri yang sudah ada sekarang?
"Presiden Jokowi ingin sesuatu yang berhubungan global market ditangani oleh suatu institusi yang solid. Selama ini pertumbuhan ekonomi kan sekitar 5,1- 5,2% dan ketika dibicarakan ternyata penyebabnya adalah pertumbuhan ekspor yang relatif lemah serta pertumbuhan investasi yang sebenarnya tidak jelek tapi mungkin ingin lebih cepat lagi," ujar Bambang saat dijumpai di Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Karena hal tersebutlah, lanjut Bambang, Presiden melihat karena ekspor dan investasi ini dua-duanya adalah tergantung faktor eksternal. Dalam hal ekspor, dipengaruhi oleh permintaan dari negara lain, begitu pula dengan investasi, yang mana Indonesia sangat membutuhkan foreign direct investment (FDI), jadi butuh kekuatan modal dari negara lain.
"Realisasinya (tambah menteri) itu tinggal menunggu waktu. Kami lihat dulu tentunya harus kan diperhatikan juga struktur kementerian yang ada sekarang. Tapi intinya dasarnya yang tadi itu supaya kita bisa benar benar merespon dengan baik dinamika global," pungkas Bambang.
Saksikan video Jokowi otokritik pemerintahannya di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article Ada Covid-19, Konsumsi Masyarakat Hilang Rp 362 T
Most Popular