Pemulung mengambil sisa sisa sampah di atas gunungan sampah di TPST Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (15/2). Kawasan Bantargebang di Kota Bekasi, Jawa Barat menjadi tempat pembuangan sampah akhir bagi warga DKI Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Di antara gunungan sampah tersebut terdapat sejumlah pemulung yang bekerja mengais sampah-sampah yang masih bisa didaur ulang. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Kebanyakan dari mereka memilah sampah jenis pelastik yang nantinya akan dijual kembali sekitar Rp 400 rupiah per kilo. Di lokasi juga terlihat beberapa pedagang menjajakan dagangan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang pada 2019 ini genap berusia 30 tahun sejak didirikan pertama kali pada 1989, namun saat ini dari luas total 110 hektare, sekitar 90 hektare area TPST itu sudah terisi dengan sampah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Dengan total sampah yang masuk mencapai 7.400 ton per hari, pemprov DKI DKI memproyeksi, TPST akan penuh pada 2021 mendatang atau dua tahun lagi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Secara keseluruhan kapasitas TPST Bantargebang mencapai 49 juta ton saat ini, tercatat jumlah sampah yang masuk di sana telah mencapai 39 juta ton. Sehingga hanya tersisa 10 juta ton dengan sisa lahan sekarang sekitar 20 hektare. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pemprov DKI akan memanfaatkan teknologi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di TPA sampah Bantargebang untuk memusnahkan sampah sekitar 100 ton per hari dengan listrik yang dihasilkan dari PLTSa itu bisa mencapai 700 kilowatt. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)