
Sri Mulyani Akui RI Kalah Efektif dari Thailand dan Malaysia
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
31 January 2019 12:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati boleh berbangga hati dalam hal reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan. Namun, dalam indeks efektivitas pemerintah, ia mengakui RI masih kalah.
"Kita bersyukur bahwa kita terus perbaiki indeks efektivitas dari pemerintahan, namun saya juga ingin sampaikan kalau Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN, dari sisi government effectiveness index-nya," ujar Sri Mulyani dalam sambutannya dalam acara di lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, jika diukur menggunakan indikator Bank Dunia, dengan skala -2,5 sampai +2,5, dan indikator +2,5 adalah paling efektif, Indonesia masih ada di level -0,3.
Sementara, Singapura yang dikatakan selalu menjadi juara, ada di angka 2,21. Malaysia ada di 0,84 dan bahkan Thailand ada di 0,38.
"Indonesia bahkan tidak sampai 0. Sehingga, kita tidak boleh terlena dan justru harus makin terpacu bahwa reformasi dan transformasi birokrasi harus kita lakukan supaya kita mampu menghadirkan pemerintahan dan birokrasi yang bersih dan efektif," imbuh Bendahara Negara.
Ia mengakui, memang hal tersebut menjadi tantangan dan diharapkan menjadi resolusi di seluruh kementerian dan lembaga pada 2019.
"Memang tantangan semakin tidak mudah, dan situasi politik akan semakin pelik," pungkasnya.
(dru) Next Article Momen Sri Mulyani Pimpin Serah Terima Jenazah JB Sumarlin
"Kita bersyukur bahwa kita terus perbaiki indeks efektivitas dari pemerintahan, namun saya juga ingin sampaikan kalau Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN, dari sisi government effectiveness index-nya," ujar Sri Mulyani dalam sambutannya dalam acara di lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, jika diukur menggunakan indikator Bank Dunia, dengan skala -2,5 sampai +2,5, dan indikator +2,5 adalah paling efektif, Indonesia masih ada di level -0,3.
"Indonesia bahkan tidak sampai 0. Sehingga, kita tidak boleh terlena dan justru harus makin terpacu bahwa reformasi dan transformasi birokrasi harus kita lakukan supaya kita mampu menghadirkan pemerintahan dan birokrasi yang bersih dan efektif," imbuh Bendahara Negara.
Ia mengakui, memang hal tersebut menjadi tantangan dan diharapkan menjadi resolusi di seluruh kementerian dan lembaga pada 2019.
"Memang tantangan semakin tidak mudah, dan situasi politik akan semakin pelik," pungkasnya.
(dru) Next Article Momen Sri Mulyani Pimpin Serah Terima Jenazah JB Sumarlin
Most Popular