Hoshyar Ali, yang kehilangan kedua kakinya saat ledakan ranjau darat, mencoba menonaktifkan ranjau yang berada di ladang yang berada di pinggiran kota Kurdi Halabja, Irak. (REUTERS/Ako Rasheed)
Meskipun mempunyai keterbatasan, ia terus melakukan pekerjaan menggali ranjau dari tanah dengan pisau untuk menyelamatkan yang lain agar tidak merasakan nasibnya. (REUTERS/Ako Rasheed)
Sebagai pensiunan jenderal di pasukan peshmerga Kurdi, Ali tidak hanya kehilangan kakinya tetapi juga saudaranya yang berusia 9 tahun saat bersama-sama menyapu ranjau demi membangun kembali ekonomi terpuruk akibat perang dan sanksi ekonomi. (REUTERS/Ako Rasheed).
Lebih dari 2 juta ranjau di lahan 220 hektare telah Ali jinakkan di perbatasan Kurdi sejak 1986. (REUTERS/Ako Rasheed)
"Tujuan saya di balik menjinakkan ranjau adalah untuk melayani dan menyelamatkan nyawa orang-orang dan hewan yang tidak bersalah," katanya. Diperkirakan sekitar 20 juta ranjau diletakkan di wilayah perbatasan antara Irak dan Iran selama perang 1980-1988. (REUTERS/Ako Rasheed)