Potensi 2,6 Juta Tangkapan Ikan, Ekspor Didorong ke Timur RI

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
16 January 2019 20:25
Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) fokus mendorong titik-titik ekspor baru produk perikanan di Indonesia Timur.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) fokus mendorong titik-titik ekspor baru produk perikanan di Indonesia Timur, khususnya melalui Pusat Logistik Berikat (PLB) yang sedang dibangun PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) di Pelabuhan Makassar.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Rifky Effendi Hardijanto usai menghadiri rapat koordinasi (rakor) di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (16/1/2019).

Rifky mengungkapkan, hambatan yang ada untuk menggenjot ekspor perikanan dalam jangka pendek adalah kendala logistik. Ini karena umumnya WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) yang masih memiliki stok ikan dalam jumlah besar terletak di perairan Indonesia Timur.

"Pada dasarnya WPP yang paling banyak ikannya di Timur, terutama WPP-718. Di situ ada sekitar 2,6 juta potensi tangkapan ikan. Jumlah yang sudah dimanfaatkan masih rendah, di bawah 50%," ujar Rifky.

Sebagai informasi, WPP-718 adalah wilayah tangkap perikanan yang meliputi Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur. Total ada 11 WPP di seluruh wilayah Indonesia, dengan enam di antaranya berada di perairan Indonesia Timur.
Potensi 2,6 Juta Tangkapan Ikan, Ekspor Didorong ke Timur RIFoto: Ist


Dia menjelaskan, dalam jangka pendek, KKP bersama-sama dengan Kementerian Perhubungan dan Bea Cukai sedang berupaya menyiapkan sistem logistik yang memadai sehingga ikan-ikan tersebut bisa dibawa ke Pelabuhan Makassar dan langsung diekspor ke pasar internasional.

Saat ini, ada sekitar 1.200 kapal eks pengguna cantrang dari Pantai Utara Jawa (Pantura) yang diarahkan oleh KKP untuk melaut di WPP-718, di mana mayoritasnya berlabuh di Pelabuhan Dobo, Kepulauan Aru.

"Itu di Dobo tiap hari datang 300 ton per hari. Loading dock-nya bahkan nggak cukup untuk semua kapal. Jadi kapal ikan itu offload, tidak bisa membongkar 100% muatannya dan kembali berlayar, padahal ikannya baru separuh terisi. Ini yang harus kita perbaiki," jelasnya.

Rifky mengaku pihaknya juga telah mengkaji kemungkinan penggunaan air freighter dengan Direktur Logistik Garuda Indonesia, baik dari sisi biaya, kualitas produk maupun waktu tempuh.

"Karena produk perikanan yang high quality kan harus pakai air freight, Garuda akan menyiapkan air freighter khusus untuk produk perikanan," imbuhnya.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article KKP: Natuna Merupakan Golden Fishing Ground Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular