
Tiga Bencana Alam Menimpa RI di 2018
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
24 December 2018 13:41

Jakarta, CNBC Indonesia- Di penghujung 2018, kabar duka datang dari wilayah Banten. Pantai Anyer diterjang gelombang pasang dan tsunami pada Sabtu (22/12/2018) pukul 21.15 WIB.
Adapun titik tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung, sebagaimana ditulis dalam siaran pers BMKG yang diunggah melalui akun twitter @Sutopo_PN,Minggu (23/12/2018), pukul 07.15 WIB, sebagai berikut.
1. Tidegauge Serang di Pantai Jambu, Desa Bulakan, Kec Cinangka, Kab Serang: tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian 0,9 m
2. Tidegauge Banten di Pelabuhan Ciwandan, Kec Ciwandan: tercatat pukul 21.33 EIB ketinggian 0,35 m
3. Tidegauge Kota Agung di Desa Kota Agung, Kec Kota Agung, Lampung: tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0,36 m
4. Tidegauge Pelabuhan Panjang, Kec Panjang, Kota Bandar Lampung: tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0,28 m
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, fenomena tsunami Selat Sunda ini termasuk langka karena tidak adanya gempa yang memicu tsunami. Itulah sebabnya sulit menentukan penyebab tsunami di awal kejadian.
Kementerian Energi dan Sumber Daya MIneral angkat bicara perihal aktivitas gunung anak krakatau yang disebut menjadi pemicu terjadinya tsunami di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang.
Melalui keterangan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Minggu (23/12/2018) tak memungkiri, terjadi letusan gunung anak krakatau pada 22 Desember 2018.
Secara visual, teramati bahwa letusan memilki tinggi asap berkisar 300 - 1500 meter di atas puncak kawah. Secara kegempaan, terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo overscale 88 m. Kejadian tersebut terjadi pada pukul 21:03 WIB.
"Pertanyannya, apakah tsunami tersebut ada kaitannya dengan aktivitas letusan? Hal ini masih didalami. Karena ada beberapa alasan untuk bisa menimbulkan tsunami," tulis keterangan PVMBG Kementerian ESDM.
Saat ini, PVMBG menyampaikan, tingkat aktivitas gunung anak krakatau adalah level II atau dalam status waspada.
Demikian keterangan resmi yang disampaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM, Minggu (23/12/2018).
"Sehubungan dengan status Level II (Waspada) tersebut, direkomendasikan kepada masyarakat tidak diperbolehkan mendekati gunung krakatu dalam radius 2 kilometer dari kawah," tulis keterangan ESDM.
Palu, Donggala
Sebelum tsunami di Banten ini terjadi, bencana tsunami dan gempa dahsyat juga melanda wilayah Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada September lalu.
Kala itu, BMKG menyatakan Tsunami setinggi 1,5 meter terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, pasca Gempa Bumi 7,4 Skala Richter menghantam pada pukul 17.02 WIB, berada pada kedalaman 10 kilometer dengan koordinat 0.18 LS dan 119.85 BT.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di kantor BMKG menyatakan 5 menit setelah terjadi gempa 7,4 skala richter tersebut terjadi, pihaknya langsung mengeluarkan peringatan tsunami dengan level siaga, yaitu dengan potensi terjadi kenaikan air laut setinggi 50 cm dan maksimum 3 meter.
"Waktu tiba tsunami diperkirakan 17.22 WIB," ujarnya, Jumat (28/9/2018)
Kemudian berdasarkan pengamatan staf BMKG di lapangan terjadi kenaikan muka air laut sekitar 60 cm pada 17.27 WIB. Selain itu terpantau dari saksi mata di lapangan ketinggian muka air laut menjadi 1,5 meter di lapangan pantai Palu.
Sutopo Purwo Nugroho melaporkan korban meninggal dunia yang tercatat sejak bencana gempa melanda Sulawesi Tengah tersebut pada 28 September 2018 hingga saat ini, mencapai 2.010 jiwa.
Perinciannya, jumlah korban meninggal dunia di Palu dilaporkan sebanyak 1.601 orang, di Donggala 171 orang, di Sigi 222 orang, di Parigi Moutong 15 orang, dan di Pasangkayu satu orang.
"Kalau kita lihat di Palu paling banyak korbannya. Paling banyak itu karena tsunami," ujar Sutopo saat memberikan pemaparan di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Lombok
Adapun, hanya selang sebulan sebelum gempa dan tsunami di Sulteng melanda, pada Agustus 2018 gempa bumi besar menerjang pulau wisata Indonesia, Lombok, menewaskan lebih dari 500 orang, sebagian besar di sisi utara pulau itu.
Sedangkan, pada Mei 2018, Gunung Merapi kembali erupsi pada Jumat (11/5/2018), sekitar pukul 07.40 WIB. Badan Geologi Kementerian ESDM dalam keterangan tertulisnya menyatakan erupsi berlangsung satu kali dan tidak diikuti erupsi susulan.
Erupsi setinggi 5.500 m tersebut juga diikuti dengan durasi kegempaan 5 menit. Erupsi ini juga membuat sejumlah maskapai membatalkan penerbangannya, dan ditutupnya Bandara Adisoetjipto DIY, Bandara Adisumarmo Solo, dan Bandara Ahmad Yani Semarang.
(gus) Next Article Rangkaian Gempa dan Tsunami yang Melanda RI Sejak 2004
Adapun titik tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung, sebagaimana ditulis dalam siaran pers BMKG yang diunggah melalui akun twitter @Sutopo_PN,Minggu (23/12/2018), pukul 07.15 WIB, sebagai berikut.
2. Tidegauge Banten di Pelabuhan Ciwandan, Kec Ciwandan: tercatat pukul 21.33 EIB ketinggian 0,35 m
3. Tidegauge Kota Agung di Desa Kota Agung, Kec Kota Agung, Lampung: tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0,36 m
4. Tidegauge Pelabuhan Panjang, Kec Panjang, Kota Bandar Lampung: tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0,28 m
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, fenomena tsunami Selat Sunda ini termasuk langka karena tidak adanya gempa yang memicu tsunami. Itulah sebabnya sulit menentukan penyebab tsunami di awal kejadian.
Kementerian Energi dan Sumber Daya MIneral angkat bicara perihal aktivitas gunung anak krakatau yang disebut menjadi pemicu terjadinya tsunami di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang.
Melalui keterangan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Minggu (23/12/2018) tak memungkiri, terjadi letusan gunung anak krakatau pada 22 Desember 2018.
Secara visual, teramati bahwa letusan memilki tinggi asap berkisar 300 - 1500 meter di atas puncak kawah. Secara kegempaan, terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo overscale 88 m. Kejadian tersebut terjadi pada pukul 21:03 WIB.
"Pertanyannya, apakah tsunami tersebut ada kaitannya dengan aktivitas letusan? Hal ini masih didalami. Karena ada beberapa alasan untuk bisa menimbulkan tsunami," tulis keterangan PVMBG Kementerian ESDM.
Saat ini, PVMBG menyampaikan, tingkat aktivitas gunung anak krakatau adalah level II atau dalam status waspada.
Demikian keterangan resmi yang disampaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM, Minggu (23/12/2018).
"Sehubungan dengan status Level II (Waspada) tersebut, direkomendasikan kepada masyarakat tidak diperbolehkan mendekati gunung krakatu dalam radius 2 kilometer dari kawah," tulis keterangan ESDM.
Palu, Donggala
Sebelum tsunami di Banten ini terjadi, bencana tsunami dan gempa dahsyat juga melanda wilayah Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada September lalu.
![]() |
Kala itu, BMKG menyatakan Tsunami setinggi 1,5 meter terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, pasca Gempa Bumi 7,4 Skala Richter menghantam pada pukul 17.02 WIB, berada pada kedalaman 10 kilometer dengan koordinat 0.18 LS dan 119.85 BT.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di kantor BMKG menyatakan 5 menit setelah terjadi gempa 7,4 skala richter tersebut terjadi, pihaknya langsung mengeluarkan peringatan tsunami dengan level siaga, yaitu dengan potensi terjadi kenaikan air laut setinggi 50 cm dan maksimum 3 meter.
"Waktu tiba tsunami diperkirakan 17.22 WIB," ujarnya, Jumat (28/9/2018)
Kemudian berdasarkan pengamatan staf BMKG di lapangan terjadi kenaikan muka air laut sekitar 60 cm pada 17.27 WIB. Selain itu terpantau dari saksi mata di lapangan ketinggian muka air laut menjadi 1,5 meter di lapangan pantai Palu.
Sutopo Purwo Nugroho melaporkan korban meninggal dunia yang tercatat sejak bencana gempa melanda Sulawesi Tengah tersebut pada 28 September 2018 hingga saat ini, mencapai 2.010 jiwa.
Perinciannya, jumlah korban meninggal dunia di Palu dilaporkan sebanyak 1.601 orang, di Donggala 171 orang, di Sigi 222 orang, di Parigi Moutong 15 orang, dan di Pasangkayu satu orang.
"Kalau kita lihat di Palu paling banyak korbannya. Paling banyak itu karena tsunami," ujar Sutopo saat memberikan pemaparan di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Lombok
Adapun, hanya selang sebulan sebelum gempa dan tsunami di Sulteng melanda, pada Agustus 2018 gempa bumi besar menerjang pulau wisata Indonesia, Lombok, menewaskan lebih dari 500 orang, sebagian besar di sisi utara pulau itu.
![]() |
Sedangkan, pada Mei 2018, Gunung Merapi kembali erupsi pada Jumat (11/5/2018), sekitar pukul 07.40 WIB. Badan Geologi Kementerian ESDM dalam keterangan tertulisnya menyatakan erupsi berlangsung satu kali dan tidak diikuti erupsi susulan.
Erupsi setinggi 5.500 m tersebut juga diikuti dengan durasi kegempaan 5 menit. Erupsi ini juga membuat sejumlah maskapai membatalkan penerbangannya, dan ditutupnya Bandara Adisoetjipto DIY, Bandara Adisumarmo Solo, dan Bandara Ahmad Yani Semarang.
(gus) Next Article Rangkaian Gempa dan Tsunami yang Melanda RI Sejak 2004
Most Popular