Proyek Ambisius di Daerah Miskin China Malah Lahirkan Utang
Warga mengunjungi patung mantan pemimpin China tahun 1949-1976 Mao Zedong di desa Shazhou, Rucheng, Hunan, China. Di desa miskin di China selatan itu, patung Mao Zedong seukuran manusia berdiri di atas panggung dihiasi dengan batu dan diapit diorama Tentara Merah. (REUTERS/Shu Zhang)
Para pejabat telah menghabiskan banyak uang untuk proyek yang telah mengubah desa Shazhou, di provinsi Hunan, menjadi museum terbuka yang didedikasikan untuk Partai Komunis China. (REUTERS/Shu Zhang)
Proyek "pariwisata merah" itu adalah gagasan dari mantan ketua Partai Komunis di Rucheng dengan biaya pembangunan yang menghabiskan 300 juta yuan (Rp 631,4 miliar). (REUTERS/Shu Zhang)
Tapi pembangunan tersebut belum menghasilkan laba, seperti deretan taman umum, alun-alun kota, dan gedung-gedung perkantoran yang dibangun daerah itu dalam beberapa tahun terakhir. (REUTERS/Shu Zhang)
Bahkan hanya sedikit wisatawan yang datang untuk melihat prasasti di kaki patung Mao atau mengambil foto narsis di depan para pahlawan revolusi tersebut. (REUTERS/Shu Zhang)
Sekarang Rucheng menjadi wilayah termiskin di China. Dengan populasi hanya 420.400 orang, wilayah tersebut berada di bawah tekanan untuk membayar utang setelah satu dekade proyek-proyek ambisius itu dibangun dengan kredit. (REUTERS/Shu Zhang)
Untuk mengumpulkan dana dan menghemat uang, Rucheng yang tidak memiliki stasiun kereta api atau bandara, telah memangkas investasi publik dalam proyek infrastruktur dan meningkatkan penjualan lahan pemerintah untuk menghasilkan pendapatan, kata para pejabat setempat. (REUTERS/Shu Zhang)
Ketika China bulan ini bersiap untuk merayakan ulang tahun ke-40 reformasi ekonomi yang mengubahnya menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia, ketakutan atas utang pemerintah daerah meningkat. (REUTERS/Shu Zhang)
