Disindir Bangun Infrastruktur Pakai Utang, Ini Curhat Jokowi
Wanti Puspa, CNBC Indonesia
14 December 2018 12:51
Jakarta, CNBC Indonesia- Belakangan sedang ramai diberitakan soal utang-utang BUMN yang mencapai ribuan triliun. Sindiran dan kritik soal utang yang menumpuk hanya demi pembangunan infrastruktur yang terkesan dipaksakan pun terus dilemparkan ke pemerintah.
Mungkin Jokowi lelah atau ingin membalas kritikan tersebut, hingga akhirnya ia menjelaskan tujuannya menggenjot pembangunan infrastruktur dalam empat tahun terakhir.
"Sebenarnya sih, bagi pemerintah tidak susah susah amat kalau sekedar mau menyenangkan semua orang. Tinggal sebar subsidi, bantuan sosial, atau bantuan langsung tunai sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Tapi bukan untuk itu tujuan pembangunan ini" tulis Jokowi dalam akun instagramnya, Jumat (14/12/2018).
[Gambas:Instagram]
Seperti kita ketahui, selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK, proyek pembangunan insfrastruktur memang jadi fokus utama. Seperti proyek pembangunan tol Indonesia, hingga LRT.
Di balik pembangunan Indonesia yang pemerintah lakukan, ternyata ada tujuan khusus yang ingin pemerintah sampaikan yaitu mendidik masyarakat.
Melalui unggahannya dalam instagram pribadi @jokowi, ia menyampaikan dalam setiap proses pembangunan semua harus melewati baik dan buruk. Tak selamanya prosesnya menyenangkan.
"...dalam setiap kebijakan pemerintah, terdapat unsur pendidikan kepada masyarakat. Proses pembangunan tidak melulu menyenangkan, kita melewati proses yang kadang pahit, kadang sakit, dan masa-masa saat kita memetik buahnya" ujar Jokowi dalam akun instagramnya, Jumat (14/12/2018).
Jokowi tak ingin menyenangkan masyarakat dengan hal-hal yang instan. Lanjutnya, membangun Indonesia itu seperti membangun rumah perlu pondasi dan pilar yang kuat agar kokoh ketika diterpa gelombang ekonomi atau politik.
Melalui proses yang pahit tentunya akan membawa Indonesia menuju negara yang maju di masa depan. "Proses yang pahit dan sakit itu akan membawa Indonesia menuju negara yang maju di masa depan, untuk kita dan generasi mendatang", tutup Jokowi.
Hingga berita ini ditulis, unggahan Jokowi ini mendapat 295 ribu penyuka, dan menuai beragam dukungan.
(gus) Next Article Video: DPR: Utang BUMN Bengkak & Revisi RUU BUMN Mandek Era Jokowi
Mungkin Jokowi lelah atau ingin membalas kritikan tersebut, hingga akhirnya ia menjelaskan tujuannya menggenjot pembangunan infrastruktur dalam empat tahun terakhir.
"Sebenarnya sih, bagi pemerintah tidak susah susah amat kalau sekedar mau menyenangkan semua orang. Tinggal sebar subsidi, bantuan sosial, atau bantuan langsung tunai sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Tapi bukan untuk itu tujuan pembangunan ini" tulis Jokowi dalam akun instagramnya, Jumat (14/12/2018).
[Gambas:Instagram]
Di balik pembangunan Indonesia yang pemerintah lakukan, ternyata ada tujuan khusus yang ingin pemerintah sampaikan yaitu mendidik masyarakat.
Melalui unggahannya dalam instagram pribadi @jokowi, ia menyampaikan dalam setiap proses pembangunan semua harus melewati baik dan buruk. Tak selamanya prosesnya menyenangkan.
"...dalam setiap kebijakan pemerintah, terdapat unsur pendidikan kepada masyarakat. Proses pembangunan tidak melulu menyenangkan, kita melewati proses yang kadang pahit, kadang sakit, dan masa-masa saat kita memetik buahnya" ujar Jokowi dalam akun instagramnya, Jumat (14/12/2018).
 Foto: Screenshoot akun instagram pribadi @jokowi |
Jokowi tak ingin menyenangkan masyarakat dengan hal-hal yang instan. Lanjutnya, membangun Indonesia itu seperti membangun rumah perlu pondasi dan pilar yang kuat agar kokoh ketika diterpa gelombang ekonomi atau politik.
Melalui proses yang pahit tentunya akan membawa Indonesia menuju negara yang maju di masa depan. "Proses yang pahit dan sakit itu akan membawa Indonesia menuju negara yang maju di masa depan, untuk kita dan generasi mendatang", tutup Jokowi.
Hingga berita ini ditulis, unggahan Jokowi ini mendapat 295 ribu penyuka, dan menuai beragam dukungan.
(gus) Next Article Video: DPR: Utang BUMN Bengkak & Revisi RUU BUMN Mandek Era Jokowi
Most Popular