Konkret! Lotte Mulai Bangun Pabrik Petrokimia Rp 53 T di RI

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
09 December 2018 09:52
Hubungan RI-Korea makin mesra dengan mulai dibangunnya pabrik petrokimia Rp53 T di Cilegon
Foto: Ist Kementerian Perindustrian
Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan komplek pabrik petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, Jumat (7/12/2018) lalu. 

Investasi Lotte Group asal Korea Selatan ini mencapai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 53 triliun. Pabrik dengan luas area 100 hektar ini memiliki total kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun. Bahan baku itu selanjutnya diolah untuk menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520 ribu ton propylene, 400 ribu ton polypropylene dan produk turunan lainnya.


 
Produksi Lotte Chemical ini nantinya ditujukan untuk memenuhi permintaan domestik maupun ekspor. Proses pembangunannya diproyeksi menyerap tenaga kerja hingga 1.500 orang dan tenaga kerja tidak langsung bisa mencapai 4 ribu orang pada periode 2019-2023.

Seperti diketahui, industri petrokimia menghasilkan berbagai komoditas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri kemasan, tekstil, alat rumah tangga, hingga komponen otomotif dan produk elektronika.
 
"Industri petrokimia sama pentingnya seperti industri baja, sebagai mother of industry. Untuk itu, kita perlu menjaga situasi lingkungan dan iklim usaha yang stabil agar proyek ini berhasil terlaksana dengan baik sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian secara keseluruhan," kata Airlangga di Cilegon, seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (9/12/2018).

Menurut Airlangga, industri petrokimia adalah sektor industri manufaktur yang padat modal, padat teknologi dan lahap energi sehingga perlu mendapat perhatian khsusus dari pemerintah untuk pengembangan yang berkelanjutan.
 
"Langkah ini seiring arahan Bapak Presiden Jokowi untuk terus menggenjot investasi, industrialisasi, dan hilirisasi. Upaya ini dapat meningkatkan perekonomian kita secara fundamental, dengan penghematan devisa dari substitusi impor, dan juga akan memperbaiki neraca perdagangan karena berorientasi ekspor," jelasnya.
 
Menperin menambahkan, pihaknya bertekad mendorong percepatan pembangunan komplek petrokimia ini supaya dapat mengurangi impor produk petrokimia minimal 50%. 

"Kami juga berharap agar proyek ini lebih mengutamakan penggunaan komponen lokal. Termasuk tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam proyek ini, harus lebih diutamakan dari dalam negeri," imbuhnya.
 
Dalam upaya memasok tenaga kerja yang kompeten, Kemenperin memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Kimia di Cilegon yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan operator atau tenaga kerja lainnya untuk pabrik Lotte. Pemerintah juga tengah berupaya memfasilitasi pemberian tax holiday.
 
Chairman Lotte Group Shin Dong Bin menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk turut membantu Indonesia agar perekonomiannya mampu melompat jauh. Untuk itu, investasi ini akan menjadi sejarah dalam upaya menumbuhkan industri petrokimia yang berdaya saing global.
 
"Semoga proyek kami yang terintegrasi ini bisa menjadi percontohan. Apalagi dengan adanya industri kilang olefin. Selain itu, produk kami dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga mengurangi impor senilai Rp15 triliun," katanya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menyebutkan kebutuhan nasional polyethylene sebagai bahan dasar plastik saat ini mencapai 5 juta ton per tahun.

Dengan tambahan produksi dari Lotte serta pabrik baru milik PT Chandra Asri, Sigit memproyeksi Indonesia akan mampu memenuhi sekitar 3 juta ton atau 50% kebutuhan polyethylene di tahun 2022.


(gus) Next Article Pabrik Petrokimia Lotte Dibangun, RI Hemat Rp 14,4 T/Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular