Perdana Menteri Inggris Theresa May berbicara dalam konferensi pers di Downing Street di London, Inggris, Kamis (15/11/2018). Ia berjuang meloloskan rancangan kesepakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) atau Brexit di parlemen. (Matt Dunham/Pool via Reuters)
Setelah hampir 20 bulan Uni Eropa (UE) dan Inggris bernegosiasi, akhirnya kedua pihak membuat rancangan kesepakatan mengenai keluarnya Inggris dari blok tersebut. (Matt Dunham/Pool via Reuters)
Proses ini memberi tekanan tersendiri bagi pemerintahan Perdana Menteri Theresa May yang telah menerima belasan surat pengunduran diri dari para menteri anggota kabinetnya dalam setahun terakhir. (Matt Dunham/Pool via Reuters)
Pemimpin Partai Konservatif itu mengatakan ia yakin dengan "seluruh urat dalam tubuhnya" bahwa kesepakatan Brexit yang ia ajukan adalah demi kepentingan negaranya. (Matt Dunham/Pool via Reuters)
Ia mengungkapkan hal itu beberapa jam setelah menghadapi cecaran parlemen dan menerima pengunduran diri empat menteri, termasuk Menteri Brexit Dominic Raab. (Matt Dunham/Pool via Reuters)
Para anggota parlemen dari berbagai kubu memperingatkan May bahwa tidak mungkin rancangan itu akan mendapat persetujuan mereka. Namun, ia menepis seruan untuk mundur dari posisinya dengan mengatakan "Apa saya akan melihat ini lolos? Ya!". (Matt Dunham/Pool via Reuters)
Sang perdana menteri mengakui adanya kekhawatiran terkait klausul backstop bagi perbatasan Irlandia dalam rancangan tersebut yang ditakutkan para pendukung Brexit akan membuat Inggris terikat selamanya dengan kepabeanan UE. (Matt Dunham/Pool via Reuters)