Menteri Energi dan Sumber Daya Air Israel, Yuval Steinitz, berjalan di Laut Galilea di Israel utara. Danau Galilea populer sebagai tempat mukjizat Yesus berjalan di atas air. Namun sayang, destinasi wisata rohani Israel ini dilanda krisis polusi. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Danau Galilea atau Laut Tiberias merupakan danau air tawar terbesar di Israel. Cerita mukjizat Yesus berjalan di atas air menjadi salah satu fenomena dari populernya danau ini. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Kini Danau Galilea tercemar oleh polusi akibat penangkapan ikan dan pembuangan limbah yang sembarangan. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Akibat polusi tersebut, danau Galilea harus mengalami penurunan tinggi permukaan air. Hal ini tercatat pada tahun 2004, pemukaan airnya turun sampai 6 meter. REUTERS/Ronen Zvulun
Hal tersebut dikhawatirkan danau Galilea akan mencapai “garis hitam” 214,87 meter di bawah permukaan laut global di mana itu berisiko kontaminasi permanen dan perubahan tekanan dari sedimen. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Dampak yang paling terlihat dari polusi adalah semakin berkurangnya flora dan fauna endemik yang hidup di sana. Salah satunya adalah ikan Petrus yang semakin jarang ditemukan. Padahal ikan ini jadi wisata kuliner wajib di danau tersebut. REUTERS/Ronen Zvulun
Danau Galilea juga memegang peranan penting untuk warga Israel karena hampir sepertiga cadangan air tawar Israel berada di danau ini. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Saat ini, pemerintah Israel berusaha menyelamatkan kawasan perairan danau dengan mengeruk dan membuat pipa pembuangan limbah yang terstruktur. Mereka berharap danau ini bisa kembali cantik dan terjaga pada tahun 2026. (REUTERS/Ronen Zvulun)