Stasiun Sisingamangaraja. Stasiun ini terintegrasi dengan Halte CSW Transjakarta koridor 13. Berukuran panjang 175 meter dan lebar 21 meter, area peron penumpang berada di ketinggian 14 meter. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Setiabudi. Stasiun bawah tanah keempat yang terletak di kawasan bisnis Sudirman ini dikemas dengan konsep elegan. Memiliki panjang 200 meter dan lebar 19,4 meter, Stasiun Setiabudi menyediakan empat pintu masuk, terdiri dari empat unit tangga, dua unit eskalator, dan dua unit lift. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Senayan. Stasiun bawah tanah pertama di ujung jalan Sudirman ini memiliki nuansa warna didominasi coklat dan abu-abu. Dengan panjang 200 meter dan lebar 19 meter, area peron penumpang stasiun bawah tanah pertama di fase 1 ini terletak di kedalaman sekitar 14 meter di bawah permukaan tanah. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Lebak Bulus. Stasiun layang pertama di ujung selatan Jakarta. Memiliki panjang sekitar 200 meter dan lebar 33,8 meter dengan area peron penumpang terletak di ketinggian 12,45 meter dan atap stasiun sekitar 20,9 meter dari permukaan jalan. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Istora. Stasiun bawah tanah kedua ini terletak di depan Gelora Bung Karno. Konsep dasarnya menyiratkan unsur olahraga dengan dominasi warna kuning tua, putih, dan abu-abu. Stasiun Istora memiliki panjang 220 meter dan lebar 20 meter. Berada di kedalaman sekitar 15 meter dari permukaan jalan. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Bundaran HI. Stasiun bawah tanah keenam ini mengusung konsep gaya hidup internasional. Panjang mencapai 400 meter & lebar 20 meter, memiliki scissor crossing untuk perpindahan kereta di rel up track ke down track. Area concourse berada di kedalaman 10 meter dari permukaan tanah. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Haji Nawi. Salah satu stasiun besar ini didesain secara modern dengan beraneka elemen yang identik dengan kebudayaan Betawi. Di stasiun ini akan dilengkapi dengan dua area khusus untuk menurunkan calon penumpang MRT Jakarta yang datang dengan mobil atau sepeda motor. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Fatmawati. Stasiun layang kedua di area komersial yang sibuk di Jakarta Selatan. Stasiun Fatmawati memiliki dimensi panjang 175 meter, lebar 22,3, dan tinggi mencapai 34,3 meter (dari permukaan jalan hingga atap stasiun) dan 25,6 meter (dari permukaan jalan hingga area peron penumpang). (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Dukuh Atas. Stasiun bawah tanah kelima yang terletak di kawasan bisnis Sudirman ini bernuansa alam hutan dengan panjang 200 meter & lebar 20 meter. Ini merupakan stasiun yang letaknya paling dalam mencapai 10 meter di bawah permukaan tanah, area peron mencapai 24 meter di bawah permukaan tanah. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Cipete Raya. Stasiun ketiga dari MRT Jakarta Fase 1 ini didominasi warna tanah, yakni coklat. Stasiun memiliki dimensi panjang 175 meter, lebar 22,3 meter, dan area peron berada di ketinggian 16,3 meter dari permukaan jalan. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Blok M. Terletak di antara dua taman (Taman Ayodya dan Martha Tiyahahu) dan Plaza Blok M, Stasiun Blok M didesain dengan unsur-unsur taman kota. Panjang 175 meter dan lebar 26 meter, area peron penumpang berada di ketinggian 14 meter dari permukaan jalan. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Blok A. Stasiun Blok A dibangun dengan merujuk salah satu unsur perdagangan tradisional masa lalu, yakni pikulan kayu dan keranjang bambu. Dominasi warna yang dimunculkan di stasiun ini adalah abu-abu muda, kuning terang, dan krem. (dok. MRT Jakarta)
Stasiun Bendungan Hilir. Stasiun bawah tanah ketiga yang terletak di kawasan bisnis Sudirman ini bernuansa alam. Dengan panjang 200 meter dan lebar 19,3 meter, area peron stasiun berada di kedalaman 16,6 meter di bawah permukaan jalan dan area komersil/concourse di kedalaman 10,8 meter. (dok. MRT Jakarta)