Tingkat Pengangguran di Kota Turun, Tapi di Desa Malah Naik

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
05 November 2018 13:14
BPS mencatat penurunan pengangguran di kota, tapi ada kenaikan di desa
Foto: Rilis BPS terkait pertumbuhan ekonomi kuartal-III 2018 di kantor pusat BPS, Jakarta. (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2018 berada di 5,34% atau turun dibandingkan periode sama tahun lalu 5,13%.

Merinci lebih jauh, tingkat pengangguran terbuka di perkotaan tercatat menurun dari 6,79% menjadi 6,45%. Meski demikian, tingkat pengangguran terbuka di pedesaan tercatat naik.



Data otoritas statistik menunjukkan, tingkat pengangguran terbuka di pedesaan pada Agustus 2018 mencapai 4,04% atau naik tipis dari periode sama tahun lalu mencapai 4,01%.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, kenaikan tingkat pengangguran terbuka di pedesaan disebabkan oleh adanya pengurangan tenaga kerja di sektor pertanian. "Kalau dilacak memang ada penurunan petani. Misalnya, petani karet itu berkurang 1,3 juta," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (5/11/2018).

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah memang gencar menyalurkan cash for work (dana padat karya) ke sejumlah daerah dalam rangka memperbaiki daya beli masyarakat.

Namun menurut Suhariyanto, dana tersebut hanya diberikan kepada buruh bangunan yang berkontribusi langsung pada pembangunan infrastruktur. "Dan desa ini digunakan untuk padat karya, tapi bukan kepada sektor pertanian. Dia kepada penbangunan jalan. Jadi tidak bisa," jelasnya.

Sebagai informasi, tingkat pengangguran terbuka adalah indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tak terserap oleh pasar kerja. Adapun dari tingkat pendidikan, tingkat pengangguran terbuka untuk sekolah menengah kejuruan masih mendominasi di antara pendidikan lain sebesar 11,24%.

Kemudian, disusul oleh sekolah menengah atas sebesar 7,95%, diploma sebesar 6,02%, universitas sebesar 5,89%, sekolah menengah pertama sebesar 4,80%, dan sekolah dasar 2,43%.
(gus) Next Article Gara-gara Covid-19, Masih Banyak Orang Nganggur di Indonesia!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular