Setelah Beras, BPS Bakal Perbaiki Data Produksi Jagung

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
01 November 2018 15:21
Pemerintah bersiap membenahi metode perhitungan data produksi untuk berbagai jenis bahan pangan yang ditengarai tidak akurat
Foto: Ilustrasi Petani Jagung (REUTERS/Stringer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah bersiap membenahi metode perhitungan data produksi untuk berbagai jenis bahan pangan yang ditengarai tidak akurat. Setelah beras, Badan Pusat Statistik bersiap untuk membenahi data jagung.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penerapan metodologi Kerangka Sampel Area (KSA) yang digunakan untuk menghitung produksi beras 2018 ke dalam komoditas jagung masih memerlukan serangkaian uji coba. Pasalnya, pola penanaman jagung umumnya berbeda dengan padi.

"Kita perlu cek dulu apakah metode itu bisa diterapkan atau tidak. Karena kalau padi kan relatif gampang ya, luas lahan baku sawah di peta jelas. Tapi kan jagung itu juga ada yang ditanam di sawah, di ladang, ada yang di sela-sela," kata Suhariyanto di kantornya, Kamis (1/11/2018).

Suhariyanto mengatakan perlu waktu tiga tahun bagi BPS untuk merilis data luas lahan baku sawah, panen dan produksi beras 2018 beberapa waktu lalu. Untuk itu, dia meminta seluruh pihak agar bersabar menunggu rilis data komoditas-komoditas pangan lainnya.

"Kita coba dulu, apakah peta itu bisa digunakan [untuk jagung], ketika kita ground check cocok atau tidak. Kalau sawah kan relatif gampang ya. Jadi mungkin masih panjang jalannya," jelasnya.

"Saya nggak bisa janjikan apa-apa, belum ya. Nanti kita akan melakukan pilot project untuk itu. Kemarin kita rilis itu [data beras] butuh waktu 3 tahun," imbuhnya.

Sebelumnya, Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Yudi Anantasena, mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan BPS untuk mencoba menggunakan metodologi KSA bagi komoditas jagung pada tahun depan. 

"Dalam 3 tahun terakhir kita fokus menggunakan KSA untuk luas panen padi. Memang ada beberapa hal yang harus kita dalami lagi. Misalnya kalau di padi, luas panennya adalah baku sawah. Kalau jagung, nanti kita cari bagaimana pendalamannya," ujar Yudi.
(ara/ara) Next Article Harga Beras Pada Maret 2020 Turun Tipis, Capai Rp 9.287/Kg

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular