Seorang warga melintas diatas tumpukan sampah plastik yang ditumpuk di luar pabrik daur ulang ilegal di Jenjarom, Kuala Langat, Malaysia. Bau terbakar plastik dan asap dari pabrik daur ulang berembus mencemari lingkungan. (REUTERS / Lai Seng Sin)
Ratusan karung berisi sampah plastik dari Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan dan Spanyol tumpah ke jalan-jalan di zona industri di Pulau Indah, sebuah pulau yang hanya satu jam perjalanan dari Kuala Lumpur dan dari pelabuhan terbesar Malaysia. (REUTERS/Lai Seng Sin)
Pulau Indah yang ironisnya, nama itu berarti "pulau indah" dalam bahasa Melayu adalah salah satu dari banyak kota di Malaysia di mana pabrik daur ulang plastik ilegal bermunculan dalam beberapa bulan terakhir karena negara Asia Tenggara menjadi pilihan utama bagi eksportir limbah plastik dari seluruh dunia. (REUTERS/Lai Seng Sin)
Malaysia dengan cepat menjadi tujuan alternatif utama, mengimpor hampir setengah juta ton sampah plastik antara Januari dan Juli dari 10 negara sumber utamanya. (REUTERS/Lai Seng Sin)
Puluhan pabrik telah dibuka di Malaysia untuk menangani limbah itu, banyak yang tanpa lisensi operasi, menggunakan teknologi low-end dan metode pembuangan yang berbahaya bagi lingkungan. (REUTERS/Lai Seng Sin)
Plastik bekas didaur ulang menjadi pelet, kemudian digunakan untuk memproduksi produk plastik lainnya, tetapi prosesnya dilengkapi dengan risiko polusi. (REUTERS/Lai Seng Sin)