
Dolar AS Sentuh Rp 15.000, Sepatu Produk RI Sulit Bersaing
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
03 October 2018 11:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah pelemahan rupiah yang telah menembus level psikologis baru Rp 15.000/US$, industri sepatu mengaku kesulitan menaikkan harga jualnya ke konsumen. Pasalnya, pasar dalam negeri diketahui tengah berada dalam kondisi lesu.
"Sulit kalau mau menaikkan harga. Pasar saja lagi lesu, bagaimana bisa menaikkan harga. Selain itu, produk lokal kita juga harus bersaing dengan produk-produk impor yang murah," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/10/2018).
Firman menjelaskan, industri kecil dan menengah (IKM) yang memasok pasar sepatu lokal masih ketergantungan dengan impor bahan baku kulit dari luar negeri.
Kandungan kulit impor tersebut umumnya berkisar 10% dari sepasang sepatu yang siap dijual atau diekspor.
Saat ini, industri sepatu lokal hanya bisa mengupayakan efisiensi biaya dalam menjaga dampak pelemahan rupiah. Selain itu, industri juga berharap ada stimulus dari pemerintah untuk menggairahkan pasar dalam negeri maupun dukungan pemerintah supaya IKM sepatu bisa naik kelas menjadi eksportir.
"Stimulus seperti gaji ke-13 pada Lebaran lalu dan pemberian insentif seperti KJP [Kartu Jakarta Pintar] untuk pelajar yang bisa dipakai untuk belanja sepatu cukup efektif terhadap penjualan domestik," kata Firman.
Pemerintah, sambungnya, juga harus mengawasi impor ilegal produk-produk sepatu dari luar negeri yang bisa merusak industri sepatu nasional.
(ray/ray) Next Article Nilai Wajar Rupiah di Level Rp13.800
"Sulit kalau mau menaikkan harga. Pasar saja lagi lesu, bagaimana bisa menaikkan harga. Selain itu, produk lokal kita juga harus bersaing dengan produk-produk impor yang murah," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/10/2018).
Firman menjelaskan, industri kecil dan menengah (IKM) yang memasok pasar sepatu lokal masih ketergantungan dengan impor bahan baku kulit dari luar negeri.
Saat ini, industri sepatu lokal hanya bisa mengupayakan efisiensi biaya dalam menjaga dampak pelemahan rupiah. Selain itu, industri juga berharap ada stimulus dari pemerintah untuk menggairahkan pasar dalam negeri maupun dukungan pemerintah supaya IKM sepatu bisa naik kelas menjadi eksportir.
"Stimulus seperti gaji ke-13 pada Lebaran lalu dan pemberian insentif seperti KJP [Kartu Jakarta Pintar] untuk pelajar yang bisa dipakai untuk belanja sepatu cukup efektif terhadap penjualan domestik," kata Firman.
Pemerintah, sambungnya, juga harus mengawasi impor ilegal produk-produk sepatu dari luar negeri yang bisa merusak industri sepatu nasional.
(ray/ray) Next Article Nilai Wajar Rupiah di Level Rp13.800
Most Popular