Warga berjalan di dalam stasiun untuk menaiki kereta cepat yang baru diresmikan di Yerusalem. Israel membuka jaringan kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv dan Yerusalem. (REUTERS/Amir Cohen)
Kereta ini mulai beroperasi pada hari Selasa dengan perjalanan pertama berangkat pada pukul 7 pagi. (REUTERS/Amir Cohen)
Tiket kereta ini dapat dibeli secara online atau di stasiun lain selain Yitzhak Navon dan kereta berangkat setiap setengah jam. (REUTERS/Amir Cohen)
Proyek senilai US$2 miliar (Rp 29,8 triliun) itu memotong waktu perjalanan dari pusat Yerusalem ke bandara menjadi sekitar 20 menit, dua kali lebih cepat dari jarak tempuh normal. (REUTERS/Ammar Awad)
Kereta berjalan dengan kecepatan hingga 160 kilometer per jam (100 mph), melintasi serangkaian terowongan dan jembatan baru dan melewati perbukitan antara Yerusalem dan bandara. (REUTERS/Amir Cohen)
Jalur kereta cepat melewati 40 kilometer terowongan dan delapan jembatan. Sebagian kecil dari jalur kereta itu juga melintasi wilayah kontroversial di Tepi Barat yang masih menjadi sengketa dengan Palestina (REUTERS/Mohamad Torokman)
Pengoperasian kereta ini sempat beberapa kali tertunda karena proses pengerjaannya yang lebih lambat. (REUTERS/Ammar Awad)
Proyek kereta cepat ini pertama kali direncanakan pada 1990an dengan proses pembangunan dimulai pada awal 2008 lalu. Israel menggarap proyek ini dengan bantuan perusahaan asal Kanada Bombardier, Semi dari Spanyol, dan Alstom asal Perancis. (REUTERS/Ammar Awad)
Israel juga berencana memperpanjang jalur kereta hingga mencakup stasiun di Tembok Barat yang pasti akan memicu kritik karena terletak di Kota Tua Yerusalem Timur yang dicaplok Israel pada 1967 dan menjadi salah satu sumber konflik Palestina-Israel. (REUTERS/Amir Cohen)