
Bongkar Pasang Kursi Panas Direktur Utama Garuda Indonesia
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
12 September 2018 13:37

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) hari ini akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Informasi yang beredar kencang, Pahala Mansury akan dicopot dari posisi Direktur Utama Garuda dan digantikan oleh I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra, yang akrab dengan panggilan Ari Askhara.
RUPS-LB tersebut akan digelar mulai pukul 15.00 WIB di Kantor Pusat Garuda di Garuda City Center yang berada di kawasan Komp. Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta.
Jabatan direktur utama di Garuda memang bagai kursi panas sepeninggal Emirsyah Satar.
Hanya Emirsyah yang terkesan aman dari bongkar-pasang direktur utama oleh Kementerian BUMN.
Emirsyah menjabat Dirut Garuda sejak 2005 hingga mengundurkan diri pada 2014. Total, sekitar 9 tahun dia berada di posisi puncak manajemen Garuda.
Setelah Emirsyah lengser, Arif Wibowo ditunjuk sebagai Direktur Utama di mana dia sebelumnya adalah Direktur Utama Citilink.
Namun, karir Arif sebagai Dirut Garuda tidak lama. Ditunjuk pada 2014, dan dicopot pada 2017.
Pengganti Arif tidak lain adalah Pahala Nugraha Mansury yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri.
Jika jadi dicopot pada RUPS LB nanti, artinya Pahala hanya mampu duduk di kursi panas Dirut Garuda hanya sekitar 1 tahun lebih 6 bulan saja.
Bagaimana kiprah Ari Askhara nanti jika jadi dilantik jadi Direktur Utama Garuda Indonesia?
Yang jelas, banyak PR menanti Ari mulai dari kinerja keuangan hingga operasional.
Pada Semester I-2018, Garuda masih menderita rugi sebesar US$ 116,8 juta.
Sementara itu dari sisi operasional, flag carrier itu juga masih tertekan dengan perkembangan maskapai berbiaya hemat (low-cost carrier/LCC). Di samping itu, kinerja rute penerbangan jarak jauh juga mendapat tantangan di mana yang terbaru adalah ditutupnya rute Jakarta-London.
Mari kita berharap bahwa Garuda dapat selalu terbang tinggi, tetap membawa nama baik Indonesia di dunia internasional sebagaimana yang sudah dilakukan selama ini dengan meraih label kasta tertinggi yakni Maskapai Bintang 5 versi Skytrax, dan segudang penghargaan dunia internasional lainnya.
(ray/roy) Next Article Ari Ashkara Akui 99% Akan Jadi Dirut Garuda Indonesia
Informasi yang beredar kencang, Pahala Mansury akan dicopot dari posisi Direktur Utama Garuda dan digantikan oleh I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra, yang akrab dengan panggilan Ari Askhara.
RUPS-LB tersebut akan digelar mulai pukul 15.00 WIB di Kantor Pusat Garuda di Garuda City Center yang berada di kawasan Komp. Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta.
Jabatan direktur utama di Garuda memang bagai kursi panas sepeninggal Emirsyah Satar.
![]() |
Hanya Emirsyah yang terkesan aman dari bongkar-pasang direktur utama oleh Kementerian BUMN.
Emirsyah menjabat Dirut Garuda sejak 2005 hingga mengundurkan diri pada 2014. Total, sekitar 9 tahun dia berada di posisi puncak manajemen Garuda.
Setelah Emirsyah lengser, Arif Wibowo ditunjuk sebagai Direktur Utama di mana dia sebelumnya adalah Direktur Utama Citilink.
Namun, karir Arif sebagai Dirut Garuda tidak lama. Ditunjuk pada 2014, dan dicopot pada 2017.
![]() |
Pengganti Arif tidak lain adalah Pahala Nugraha Mansury yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri.
Jika jadi dicopot pada RUPS LB nanti, artinya Pahala hanya mampu duduk di kursi panas Dirut Garuda hanya sekitar 1 tahun lebih 6 bulan saja.
![]() |
Bagaimana kiprah Ari Askhara nanti jika jadi dilantik jadi Direktur Utama Garuda Indonesia?
Yang jelas, banyak PR menanti Ari mulai dari kinerja keuangan hingga operasional.
Pada Semester I-2018, Garuda masih menderita rugi sebesar US$ 116,8 juta.
Sementara itu dari sisi operasional, flag carrier itu juga masih tertekan dengan perkembangan maskapai berbiaya hemat (low-cost carrier/LCC). Di samping itu, kinerja rute penerbangan jarak jauh juga mendapat tantangan di mana yang terbaru adalah ditutupnya rute Jakarta-London.
Mari kita berharap bahwa Garuda dapat selalu terbang tinggi, tetap membawa nama baik Indonesia di dunia internasional sebagaimana yang sudah dilakukan selama ini dengan meraih label kasta tertinggi yakni Maskapai Bintang 5 versi Skytrax, dan segudang penghargaan dunia internasional lainnya.
(ray/roy) Next Article Ari Ashkara Akui 99% Akan Jadi Dirut Garuda Indonesia
Most Popular