
Berkunjung ke Korea, Jokowi Bawa 6 Poin Kerjasama
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
06 September 2018 19:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi akan mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan (Korsel) pekan depan.
Dalam kunjungan itu, Jokowi dan Presiden Korsel Moon Jae-In akan membahas penguatan kerja sama ekonomi serta menandatangani enam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antar negara (government-to-government/G2G).
Guna menghadapi situasi geopolitik yang sedang bergejolak, kedua pemimpin negara akan membicarakan peningkatan perdagangan dan investasi antara kedua negara, serta percepatan industrialisasi di Indonesia.
Selain melakukan pertemuan bilateral dengan Moon, Jokowi juga dijadwalkan untuk menghadiri forum bisnis dan pertemuan antar muka (one-on-one meeting) dengan para pebisnis Negeri Gingseng. Dalam pertemuan tersebut, rencananya akan ada 10 MoU antar bisnis (business-to-business/B2B) terkait otomotif, energi, transportasi dan infrastruktur yang akan ditandatangani.
"Nilainya mudah-mudahan bisa mencapai $1 miliar," kata Edi Yusup, Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri, dalam paparan rutin hari Kamis (6/9/2018).
Edi mengatakan di bidang otomotif Korsel ingin menjadikan Indonesia sebagai penghubung industri (industrial hub). Artinya, kedua negara sepakat bersama-sama mengembangkan produk untuk kemudian dijual ke luar negeri.
Untuk diketahui, Korsel merupakan negara yang menanamkan investasi terbesar keempat ke Indonesia dengan nilai mencapai US$2 miliar (Rp 29,7 triliun) dengan 3.274 proyek sepanjang tahun 2017.
Sementara itu sepanjang triwulan I-2018, investasi Korsel yang masuk ke Indonesia tercatat senilai $0,9 miliar atau 11,6% dari total investasi.
Neraca perdagangan Indonesia dengan Korsel juga mengalami surplus $78 juta dari total nilai perdagangan $16 miliar sepanjang tahun 2017. Sementara dari bulan Januari sampai Juni tahun ini, nilai perdagangan kedua negara adalah sebesar $8,4 miliar dan Indonesia mengalami defisit sebanyak $144 juta.
Adapun enam MoU yang akan ditandatangani Jokowi dan Moon adalah sebagai berikut:
Meskipun begitu, terdapat kemungkinan Korsel akan memberi kemudahan pemberian visa bagi warga negara Indonesia (WNI) untuk mendorong interaksi antar individu (people-to-people contact).
"Belum [sampai memberikan bebas visa, tetapi] mempermudah akses Indonesia ke [visa] Korsel. Misalnya, kalau dulu [proses pembuatan visa] lima hari, sekarang tiga hari. Bayarnya dulu Rp 1 juta, sekarang misalnya Rp 500.000. Mungkin seperti itu prosesnya," jelas Edi.
(hps) Next Article Ketika Jokowi dan Presiden Korsel Blusukan di Negeri K-Pop
Dalam kunjungan itu, Jokowi dan Presiden Korsel Moon Jae-In akan membahas penguatan kerja sama ekonomi serta menandatangani enam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antar negara (government-to-government/G2G).
Guna menghadapi situasi geopolitik yang sedang bergejolak, kedua pemimpin negara akan membicarakan peningkatan perdagangan dan investasi antara kedua negara, serta percepatan industrialisasi di Indonesia.
"Nilainya mudah-mudahan bisa mencapai $1 miliar," kata Edi Yusup, Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri, dalam paparan rutin hari Kamis (6/9/2018).
Edi mengatakan di bidang otomotif Korsel ingin menjadikan Indonesia sebagai penghubung industri (industrial hub). Artinya, kedua negara sepakat bersama-sama mengembangkan produk untuk kemudian dijual ke luar negeri.
Untuk diketahui, Korsel merupakan negara yang menanamkan investasi terbesar keempat ke Indonesia dengan nilai mencapai US$2 miliar (Rp 29,7 triliun) dengan 3.274 proyek sepanjang tahun 2017.
Sementara itu sepanjang triwulan I-2018, investasi Korsel yang masuk ke Indonesia tercatat senilai $0,9 miliar atau 11,6% dari total investasi.
Neraca perdagangan Indonesia dengan Korsel juga mengalami surplus $78 juta dari total nilai perdagangan $16 miliar sepanjang tahun 2017. Sementara dari bulan Januari sampai Juni tahun ini, nilai perdagangan kedua negara adalah sebesar $8,4 miliar dan Indonesia mengalami defisit sebanyak $144 juta.
Adapun enam MoU yang akan ditandatangani Jokowi dan Moon adalah sebagai berikut:
- Kerja sama legislasi antara Sekretariat Kabinet Indonesia dengan Kementerian Legislasi Korsel
- Kerja sama di bidang keimigrasian
- Kerja sama ekonomi antara Menteri Perekonomian Indonesia dengan Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Korsel
- Kerja sama pengembangan sumber daya manusia antara Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) Indonesia dengan Menteri Personal Management Korsel
- Kerja sama keamanan maritim antara Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) dan Korean Coast Guard
- Kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Indonesia dan KLHK Korsel
Meskipun begitu, terdapat kemungkinan Korsel akan memberi kemudahan pemberian visa bagi warga negara Indonesia (WNI) untuk mendorong interaksi antar individu (people-to-people contact).
"Belum [sampai memberikan bebas visa, tetapi] mempermudah akses Indonesia ke [visa] Korsel. Misalnya, kalau dulu [proses pembuatan visa] lima hari, sekarang tiga hari. Bayarnya dulu Rp 1 juta, sekarang misalnya Rp 500.000. Mungkin seperti itu prosesnya," jelas Edi.
(hps) Next Article Ketika Jokowi dan Presiden Korsel Blusukan di Negeri K-Pop
Most Popular