
Bertemu DPR, Ini yang Dilaporkan Pertamina
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
29 August 2018 09:28

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) telah melaporkan kinerja selama paruh tahun 2018 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). Adapun yang dilaporkan mulai dari realisasi produksi hulu minyak dan gas bumi (Migas) hingga pelaksanaan program Biodisel 20% (B20) yang akan mulai diimplementasikan pada 1 September 2018.
Pertamina menjelaskan hal tersebut atas pertanyaan DPR mengenai bagaimana nantinya upaya pelaksanaan penugasan yang diberikan pemerintah demi kepentingan masyarakat.
Progres Produksi Hulu
Produksi minyak dan gas bumi (Migas) PT Pertamina (Persero) mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari data yang dipaparkan Pertamina, produksi migas dalam negeri perseroan hingga Juli 2018 telah mencapai 752 ribu barel setara minyak per hari. Capaian ini jauh lebih tinggi dari produksi migas selama 2017 (full year) yang hanya mencapai 542 ribu barel setara minyak per hari.
Kenaikan ini juga dikarenakan perseroan yang pada awal tahun 2018 telah mengambil alih Blok Mahakam. Selain itu, Pertamina menang telah berupaya meningkatkan produksinya sejak 2014 ke 2018.
Hingga Juli 2018, produksi migas dalam negeri sebesar 752 ribu barel oil per hari dan luar negeri 154 ribu barel oil per hari. Total 907 ribu barel per hari.
Produksi migas dalam negeri tersebut terdiri dari produksi minyak sebesar 277 ribu barel per hari dan produksi gas sebesar 475 ribu barel per hari (2,7 juta MMSCFD).
Dengan demikian maka sejak 2014 hingga Juli 2018 kenaikannya produksi Migas Pertamina mencapai 125%. Sementara itu, total produksi minyak dalam dan laur negeri sebesar 380 ribu barel per hari dan gas sebesar 3,1 juta MMSCFD.
Progres Penyaluran BBM
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (disingkat BPH Migas) mencatat hingga 27 Agustus 2018 realisasi penyaluran jenis BBM tertentu (subsidi) yakni Solar dan Keronese telah mencapai sebesar 10,1 juta kiloliter (KL). Capaian ini telah mencapai 66,28% dari target di APBN sebesar 15,23 juta KL.
Penyaluran ini berasal dari dua badan usaha yakni PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk.
Adapun untuk solar realisasinya telah mencapai sebanyak 9,7 juta KL dari kuota 14,6 juta KL atau baru 66%. Sedangkan Kerosene realisasinya dari laporan Badan Usaha sebesar 346 ribu KL dari kuota 610 ribu KL atau baru 56%.
Dari jatah BBM subsidi sebesar 15,23 juta KL ini nantinya hanya akan disalurkan sebanyak 14 juta KL ke masyarakat. Pasalnya, BPH Migas meminta Pertamina untuk mencadangkan sebanyak 1 juta KL.
Pada periode Januari-Desember, untuk kuota BBM subsidi diproyeksi sekitar 15 juta KL atau sekitar 98,8%. Artinya, dari proyeksi ini akan lebih hemat sebesar 1,1% atau 170,4 ribu KL dari kuota APBN.
Progres Penyaluran LPG 3 Kg
Pertamina memproyeksi konsumsi LPG 3 Kg Subsidi akan mengalami peningkatan hingga akhir tahun ini mencapai 6,62 juta ton.
Dengan angka tersebut, artinya konsumsi subsidi LPG 3 Kg akan membengkak hingga 170 ribu ton karena capaian lebih tinggi dari kuota yang ditetapkan dalam APBN 2018 sebesar 6,45 juta ton.
Dari data Pertamina, realisasi penyaluran LPG 3 kg subsidi hingga Juli 2018 (year to date), sebesar 3,75 juta. Realisasi ini sudah over kuota 1,1% dari target YTD Juli 2018.
Dalam hal ini ada over kuota sebesar 2,6% dari target APBN 2018 di akhir tahun. Angka ini juga lebih tinggi 5% dari realisasi 2017 sekitar 6,29 juta ton.
Selain itu, dalam Rancangan APBN 2019, konsumsi LPG 3 kg subsidi dipatok lebih tinggi sebesar 5,42% dari target APBN 2018 menjadi 6,9 juta KL. Angka ini lebih tinggi dari prognosa Desember 2018 sebesar 6,62 juta KL.
Penetapan subsidi yang lebih tinggi karena melihat kebutuhan pada saat Lebaran yang biasanya mengalami peningkatan seperti tahun ini.
Implementasi Program B20
Pertamina mencatat dari total 112 terminal penyalur B20 yang dimiliki, sudah ada sebanyak 60 terminal yang telah melakukan penyaluranan. Sedangkan 52 Terminal sisanya masih menunggu CPO datang dari badan usaha karena mereka belum memiliki stok FAME.
Pada akhir 2018 ini ada potensi penambahan penyaluran FAME untuk PSO dan PSO mengalami pertambahan hingga 900 juta liter. Angka tersebut terdiri dari penyaluran FAME untuk PSO November - Desember bisa sampai 500 juta KL dan non PSO periode September-Desember 400 juta liter.
Sementara itu, dengan potensi penambahan ini maka jumlah penyaluran sepanjang 2018 juga mengalami kenaikan. Potensi penyaluran Fame Januari - Desember diproyeksi capai 3,02 juta kiloiteter.
(hps/hps) Next Article Tumpahan Minyak Balikpapan Capai 40 Ribu Barel
Pertamina menjelaskan hal tersebut atas pertanyaan DPR mengenai bagaimana nantinya upaya pelaksanaan penugasan yang diberikan pemerintah demi kepentingan masyarakat.
Progres Produksi Hulu
Produksi minyak dan gas bumi (Migas) PT Pertamina (Persero) mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan ini juga dikarenakan perseroan yang pada awal tahun 2018 telah mengambil alih Blok Mahakam. Selain itu, Pertamina menang telah berupaya meningkatkan produksinya sejak 2014 ke 2018.
Hingga Juli 2018, produksi migas dalam negeri sebesar 752 ribu barel oil per hari dan luar negeri 154 ribu barel oil per hari. Total 907 ribu barel per hari.
Produksi migas dalam negeri tersebut terdiri dari produksi minyak sebesar 277 ribu barel per hari dan produksi gas sebesar 475 ribu barel per hari (2,7 juta MMSCFD).
Dengan demikian maka sejak 2014 hingga Juli 2018 kenaikannya produksi Migas Pertamina mencapai 125%. Sementara itu, total produksi minyak dalam dan laur negeri sebesar 380 ribu barel per hari dan gas sebesar 3,1 juta MMSCFD.
Progres Penyaluran BBM
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (disingkat BPH Migas) mencatat hingga 27 Agustus 2018 realisasi penyaluran jenis BBM tertentu (subsidi) yakni Solar dan Keronese telah mencapai sebesar 10,1 juta kiloliter (KL). Capaian ini telah mencapai 66,28% dari target di APBN sebesar 15,23 juta KL.
Penyaluran ini berasal dari dua badan usaha yakni PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk.
Adapun untuk solar realisasinya telah mencapai sebanyak 9,7 juta KL dari kuota 14,6 juta KL atau baru 66%. Sedangkan Kerosene realisasinya dari laporan Badan Usaha sebesar 346 ribu KL dari kuota 610 ribu KL atau baru 56%.
Dari jatah BBM subsidi sebesar 15,23 juta KL ini nantinya hanya akan disalurkan sebanyak 14 juta KL ke masyarakat. Pasalnya, BPH Migas meminta Pertamina untuk mencadangkan sebanyak 1 juta KL.
Pada periode Januari-Desember, untuk kuota BBM subsidi diproyeksi sekitar 15 juta KL atau sekitar 98,8%. Artinya, dari proyeksi ini akan lebih hemat sebesar 1,1% atau 170,4 ribu KL dari kuota APBN.
Progres Penyaluran LPG 3 Kg
Pertamina memproyeksi konsumsi LPG 3 Kg Subsidi akan mengalami peningkatan hingga akhir tahun ini mencapai 6,62 juta ton.
Dengan angka tersebut, artinya konsumsi subsidi LPG 3 Kg akan membengkak hingga 170 ribu ton karena capaian lebih tinggi dari kuota yang ditetapkan dalam APBN 2018 sebesar 6,45 juta ton.
Dari data Pertamina, realisasi penyaluran LPG 3 kg subsidi hingga Juli 2018 (year to date), sebesar 3,75 juta. Realisasi ini sudah over kuota 1,1% dari target YTD Juli 2018.
Dalam hal ini ada over kuota sebesar 2,6% dari target APBN 2018 di akhir tahun. Angka ini juga lebih tinggi 5% dari realisasi 2017 sekitar 6,29 juta ton.
Selain itu, dalam Rancangan APBN 2019, konsumsi LPG 3 kg subsidi dipatok lebih tinggi sebesar 5,42% dari target APBN 2018 menjadi 6,9 juta KL. Angka ini lebih tinggi dari prognosa Desember 2018 sebesar 6,62 juta KL.
Penetapan subsidi yang lebih tinggi karena melihat kebutuhan pada saat Lebaran yang biasanya mengalami peningkatan seperti tahun ini.
Implementasi Program B20
Pertamina mencatat dari total 112 terminal penyalur B20 yang dimiliki, sudah ada sebanyak 60 terminal yang telah melakukan penyaluranan. Sedangkan 52 Terminal sisanya masih menunggu CPO datang dari badan usaha karena mereka belum memiliki stok FAME.
Pada akhir 2018 ini ada potensi penambahan penyaluran FAME untuk PSO dan PSO mengalami pertambahan hingga 900 juta liter. Angka tersebut terdiri dari penyaluran FAME untuk PSO November - Desember bisa sampai 500 juta KL dan non PSO periode September-Desember 400 juta liter.
Sementara itu, dengan potensi penambahan ini maka jumlah penyaluran sepanjang 2018 juga mengalami kenaikan. Potensi penyaluran Fame Januari - Desember diproyeksi capai 3,02 juta kiloiteter.
(hps/hps) Next Article Tumpahan Minyak Balikpapan Capai 40 Ribu Barel
Most Popular