Mengenal Lebih Dekat Ma'ruf Amin, Cawapres Jokowi
Herdaru Purnomo & Irvin Avriano A, CNBC Indonesia
09 August 2018 18:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengajukan diri sebagai Calon Presiden RI 2019-2024. Selain itu, Jokowi memutuskan untuk memilih Ma'ruf Amin sebagai Cawapres.
Nama Kiai Haji Ma'ruf Amin tentunya akan sangat menguntungkan sisi Jokowi untuk mengentalkan dukungan suara dari organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) yaitu warga Nahdliyin, dan semakin mengentalkan warna hijau pendukungnya yang sebagian besar sudah berdiri di belakang Jokowi sejak awal.
Meskipun baru menjadi wacana sejak awal tahun, Ma'ruf sudah mengantongi izin dari Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj untuk maju ke kursi RI-2. Izin tersebut langsung disambut pernyataan kesiapan Ma'ruf untuk mendampingi Jokowi dalam kesempatan Dzikir Kebangsaan dalam menyambut HUT Ke-58. Setelah itu, dukungan datang untuk Ma'ruf.
Kesepuhannya, kedewasaannya, dan kebijaksanaannya sebagai ulama diharapkan dapat mendukung Presiden dari sisi kebijakan populis dan tentunya akan semakin membuat pemerintahan Jokowi nanti jika terpilih semakin kondusif.
"Kalau cari cawapres yang kuat segala-galanya dan secara politik diterima semua anggota koalisi, tentulah Ketua MUI orangnya, KH Ma'ruf Amin," ujar Peneliti Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) Indria Samego beberapa waktu lalu.
Namun demikian, Indria menilai kelemahan Ma'ruf tentu dari usianya yang sudah tidak muda lagi. Sang Kiai memang lahir pada masa pendudukan Jepang, 11 Maret 1943 sehingga saat ini berusia 75 tahun.
Nama Ma'ruf Amin mulai sentral karena pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 10 April 2007 dan dilantik kembali untuk periode kedua pada 25 Januari 2010. Pada masa pemerintahan Jokowi, Ma'ruf bertindak selaku ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2015, menggantikan Din Syamsuddin.
Di PBNU, Ma'ruf masih mengemban tugas sebagai Dewan Penasihat (Rais 'Aam) PBNU.
Hubungannya semakin dekat dengan Jokowi setelah masuk ke dalam Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) pada 2017 silam.
Selain Ma'ruf, UKP-PIP terdiri dari Try Sutrisno, Megawati Soekarnoputri, M. Mahfud, Syafi'i Ma'arif, Said Aqil Siradj, Andreas Anangguru Yewangoe, Wisnu Bawa Tenaya, Sudhamek, Yudi Latif, dan sempat dianggap sebagai politik akomodir Jokowi.
Rais Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama ini mendapat penghargaan sebagai Tokoh Penyiaran tahun 2018 dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Ia dinilai memiliki kepedulian besar terhadap dunia penyiaran di Tanah Air.
(dru/dru) Next Article Prabowo Deklarasi Capres Nanti Malam, Cawapres Juga Diumumkan
Nama Kiai Haji Ma'ruf Amin tentunya akan sangat menguntungkan sisi Jokowi untuk mengentalkan dukungan suara dari organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) yaitu warga Nahdliyin, dan semakin mengentalkan warna hijau pendukungnya yang sebagian besar sudah berdiri di belakang Jokowi sejak awal.
Meskipun baru menjadi wacana sejak awal tahun, Ma'ruf sudah mengantongi izin dari Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj untuk maju ke kursi RI-2. Izin tersebut langsung disambut pernyataan kesiapan Ma'ruf untuk mendampingi Jokowi dalam kesempatan Dzikir Kebangsaan dalam menyambut HUT Ke-58. Setelah itu, dukungan datang untuk Ma'ruf.
"Kalau cari cawapres yang kuat segala-galanya dan secara politik diterima semua anggota koalisi, tentulah Ketua MUI orangnya, KH Ma'ruf Amin," ujar Peneliti Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) Indria Samego beberapa waktu lalu.
Namun demikian, Indria menilai kelemahan Ma'ruf tentu dari usianya yang sudah tidak muda lagi. Sang Kiai memang lahir pada masa pendudukan Jepang, 11 Maret 1943 sehingga saat ini berusia 75 tahun.
Nama Ma'ruf Amin mulai sentral karena pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 10 April 2007 dan dilantik kembali untuk periode kedua pada 25 Januari 2010. Pada masa pemerintahan Jokowi, Ma'ruf bertindak selaku ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2015, menggantikan Din Syamsuddin.
Di PBNU, Ma'ruf masih mengemban tugas sebagai Dewan Penasihat (Rais 'Aam) PBNU.
Hubungannya semakin dekat dengan Jokowi setelah masuk ke dalam Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) pada 2017 silam.
Selain Ma'ruf, UKP-PIP terdiri dari Try Sutrisno, Megawati Soekarnoputri, M. Mahfud, Syafi'i Ma'arif, Said Aqil Siradj, Andreas Anangguru Yewangoe, Wisnu Bawa Tenaya, Sudhamek, Yudi Latif, dan sempat dianggap sebagai politik akomodir Jokowi.
Rais Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama ini mendapat penghargaan sebagai Tokoh Penyiaran tahun 2018 dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Ia dinilai memiliki kepedulian besar terhadap dunia penyiaran di Tanah Air.
"Saya memutuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari partai koalisi. Koalisi Indonesia kerja, bahwa yang mendampingi saya 2019-2024 adalah Profesor DR KH Ma'ruf Amin," kata Jokowi.
Jokowi menyampaikan hal ini di RM Plataran, Menteng, Rabu (9/8/2018) Bersama tokoh politik partai pendukung koalisi.
Karier:
- Ra'is 'Aam PBNU (2015-2020)
- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (2015-2020)[4]
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama (2010 - 2014)
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Kehidupan Beragama (2007-2009)
- Anggota Koordinator Da'wah (KODI) DKI Jakarta
- Anggota BAZIS DKI Jakarta
- Ketua Fraksi Golongan Islam DPRD DKI Jakarta
- Ketua Fraksi PPP DPRD DKI Jakarta
- Pimpinan Komisi A DPRD DKI Jakarta
- Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (pertama)
- Anggota MPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
- Ketua Komisi VI DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
- Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat
- Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
- Penasihat Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM-PBNU)
- Dosen STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta
*Sumber: Wikipedia
Jokowi menyampaikan hal ini di RM Plataran, Menteng, Rabu (9/8/2018) Bersama tokoh politik partai pendukung koalisi.
Karier:
- Ra'is 'Aam PBNU (2015-2020)
- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (2015-2020)[4]
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama (2010 - 2014)
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Kehidupan Beragama (2007-2009)
- Anggota Koordinator Da'wah (KODI) DKI Jakarta
- Anggota BAZIS DKI Jakarta
- Ketua Fraksi Golongan Islam DPRD DKI Jakarta
- Ketua Fraksi PPP DPRD DKI Jakarta
- Pimpinan Komisi A DPRD DKI Jakarta
- Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (pertama)
- Anggota MPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
- Ketua Komisi VI DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
- Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat
- Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
- Penasihat Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM-PBNU)
- Dosen STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta
*Sumber: Wikipedia
(dru/dru) Next Article Prabowo Deklarasi Capres Nanti Malam, Cawapres Juga Diumumkan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular