Wakil Menteri (Wamen) ESDM Arcandra Tahar memberikan keterangan pers mengenai penetapan pengelolaan blok Rokan di Gedung ESDM, jakarta, Selasa (31/7/2018). Pemerintah resmi menunjuk Pertamina sebagai operator baru Blok Rokan menggantikan Chevron. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Kementerian ESDM memutuskan Pertamina duduk sebagai operator di blok Rokan. Pertamina akan kelola blok minyak raksasa terbesar ini per tanggal 8 Agustus 2021, hingga 20 tahun mendatang. Keputusan ini diambil dari pertimbangan tim 22 wilayah kerja. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Dalam keterangan persnya Arcandra menambahkan dari sisi komersial, Pertamina mengajukan proposal sign bonus (bonus penandatanganan) sebesar US$784 juta atau sekitar Rp 11,3 triliun. Komitmen kerja pasti sebesar US$500 juta atau setara Rp 7,2 triliun. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Sebagaimana diketahui, blok Rokan adalah blok tersubur di Indonesia. Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Produksi di PSC Rokan dimulai pada Mei 1952, saat lapangan Minas beroperasi dengan tingkat produksi awal 15.000 barel/hari. Tingkat produksi ini kemudian melesat menjadi lebih dari 100.000 barel/hari, saat pengiriman produksi dipindah dari Pakning ke Dumai. Tidak lama, produksi skala penuh di Duri dimulai pada tahun 1957.