Bos Indofood Bicara Soal Melemahnya Rupiah Terhadap Dolar AS

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 July 2018 10:51
Pelemahan Rupiah telah diantisipasi oleh Indofood.
Foto: Ist/indofood.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi nilai tukar rupiah yang terus melemah dikhawatirkan akan mengerek beberapa harga barang konsumsi. Salah satunya, adalah harga produk makanan dan minuman. 

Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) beberapa waktu lalu menyebut, pelemahan rupiah akan meningkatkan harga produk berkisar 3-7%.

Meski demikian, Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menegaskan bahwa pelemahan rupiah telah diperhitungkan oleh perusahaan untuk tetap menjaga kas keuangan operasional.

"Kami sadar betul semua bisnis itu memahami bahwa nilai tukar itu sangat berisiko untuk bisnis. Tetapi bagi kami, itu sudah diantisipasi," kata Direktur Utama INDF Franky Welirang kepada CNBC Indonesia.

Menurut Franky, sejauh ini belum ada alasan yang cukup kuat bagi perusahaan untuk menaikkan harga jual produk, meskipun nilai tukar rupiah sudah menembus level Rp 14.400/US$.

"Kebutuhan impor kami itu paling besar gandum, dan itu hanya 20% dari total kebutuhan. Jadi sebenarnya, tidak akan berdampak besar," jelasnya.

Terlepas dari itu, Franky mengapresiasi langkah yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk ikut membantu bank sentral untuk menstabilisasi nilai tukar.

Keputusan tersebut, sambung dia, tentu akan memberikan kepastian bagi dunia usaha. Meskipun harus diakui, upaya tersebut tidak semudah membaikkan telapak tangan.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini menguat. Hingga pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol US$ 14.410, atau menguat 0,03% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.


(ray) Next Article "The Mighty" Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular