Mengintip Anggaran Pemerintah Jokowi di Tahun Politik

Arys Aditya, CNBC Indonesia
19 July 2018 10:36
Pemerintah mengambil ancang-ancang untuk bersikap lebih konservatif dalam menyusun anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di tahun politik, 2019.
Foto: Detikcom
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengambil ancang-ancang untuk bersikap lebih konservatif dalam menyusun anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di tahun politik, 2019.

Sikap tersebut ditunjukkan melalui asumsi makro yang dipasang dengan mengambil batas bawah dari kisaran yang telah disepakati bersama Badan Anggaran DPR.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan langkah agresif Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell untuk menaikkan suku bunga acuan dan nuansa perang dagang global membuat situasi bergerak amat dinamis. Hal ini juga diiringi oleh harga minyak dunia yang terus menanjak.

"Pertumbuhan ekonomi mungkin 5,3%, harga minyak kami pakai US$ 70 per barel. Untuk nilai tukar mungkin akan cari update yang terbaru," kata Sri Mulyani usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor, Rabu (18/7/2018).

Adapun kesepakatan Pemerintah dan Banggar atas asumsi makro ekonomi adalah:
  • Pertumbuhan ekonomi: 5,2% - 5,6%
  • Inflasi: 2,5% - 4,5%
  • Tingkat bunga SPN 3 Bulan: 4,6% - 5,2%
  • Nilai tukar rupiah: Rp 13.700/US$ - Rp 14.000/US$
  • Harga minyak mentah: US$ 60 - US$ 70 per barel
  • Lifting minyak: 722 - 805 ribu barel per hari
  • Lifting gas: 1,21 juta - 1,30 juta barel setara minyak
Dari sisi postur, Sri Mulyani mengungkapkan, pendapatan negara akan ditargetkan mencapai Rp 2.178,9 triliun, atau naik dari posisi 2018 yang hanya Rp 1.894,7 triliun. Ini pertama kalinya pendapatan negara tembus Rp 2.000 triliun sepanjang sejarah.

Sementara pagu anggaran belanja masih bergerak seiring masukan dari kementerian/lembaga yang masih memfinalisasi program. Namun, Sri Mulyani menyebut, defisit anggaran tetap akan ditekan ke bawah 2% sesuai komitmen pemerintah.

"Nanti kita lihat. Tadi masih ada aspirasi yang masuk, dan presiden masih instruksikan beberapa hal, sehingga postur akhir masih belum kita finalkan. Nanti hasil pertemuan sidang kabinet ini kami masih akan lakukan rekalkulasi lagi," jelasnya.

Dalam pengantar sidang tersebut, Presiden Joko Widodo menekankan agar penyusunan Rancangan APBN 2019 harus sehat dan realistis untuk menghadapi ketidakpastian global.

"Saya minta kita semuanya terus waspada bersiap diri dengan berbagai langkah strategis menghadap dampak ketidakpastian global terutama dipicu normalisasi moneter maupun perang dagang AS-Tiongkok (China)."
(ara/wed) Next Article Sri Mulyani Beberkan Realisasi APBN 2018

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular