Tatapan Tajam Trump & Putin Saat Bertemu di Helsinki
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) menyapa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beserta istri Melania Trump saat melakukan pertemuan di Helsinki, Finlandia, hari Senin (16/7/2018). Mereka akan melakukan dialog resmi untuk pertama kalinya. (Sputnik/ Alexei Nikolsky/ Kremlin via REUTERS)
Pertemuan ini diawali dengan salaman antara Trump dan Putin. Trump kemudian mengatakan pertemuan ini akan membahas banyak hal mulai dari perdagangan, militer, hingga China. Dia juga mengatakan hubungan dengan Rusia merupakan hal yang baik. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Putin mengapresiasi pertemuan dengan Trump kali ini. Dia menyatakan sering berkomunikasi dengan Trump dan akan membahas banyak hal dengan Trump dalam pertemuan itu. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Usai menggelar pertemuan tertutup, Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan)Â bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjalan menuju ruangan untuk memberika keterangan pers mengenai pertemuan tertutup tersebut kepada awak media. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Mereka mengekspresikan keinginan kedua negara untuk kembali berbicara mengenai berbagai tantangan global. Hal itu disampaikan setelah keduanya berdiskusi mengenai berbagai isu mulai dari Suriah, Ukraina, dan China hingga tarif perdagangan dan ukuran senjata nuklir mereka. (REUTERS/Leonhard Foeger)
Terdapat beberapa sinyal bahwa AS dan Rusia akan bekerja sama, termasuk dengan Israel, untuk mendukung gencatan senjata di Suriah bagian selatan. Hal ini mengindikasikan AS mundur dari permintaannya agar sekutu Moskow, Bashar al-Assad, mengundurkan diri. (REUTERS/Grigory Dukor)
Berdiri berdampingan dengan Putin dalam konferensi pers bersama, Trump mengakui bahwa para pimpinan badan intelijennya yakin Rusia meretas dan membocorkan email Partai Demokrat yang berisi informasi yang merusak sevara politis soal saingannya, Hillary Clinton, di 2016. (REUTERS/Leonhard Foeger)
Putin pun membantah bahwa Rusia ikut campur dalam urusan internal AS, termasuk pemilu 2016. Sebelumnya memang muncul kabar berhembus kuat yang menyebut Rusia membantu Trump menang dari Hilary Clinton saat pemilu. (REUTERS/Grigory Dukor)
