
Ekspektasi Inflasi AS Naik, Harga Emas Terpukul
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
11 July 2018 14:56

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga emas global bergerak turun pada siang ini. Penurunan menyusul penguatan dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan ekspetasi inflasi yang diperkirakan naik.
Pada Rabu (11/7/2018) pukul 14:15 WIB, Harga emas 100 gram COMEX kontrak berjangka turun 0,27% ke US$1.251,76/troy ounce.
Pada kamis dini hari nanti, Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data terbaru mengenai perkembangan inflasi di Negeri Paman Sam. Konsensus yang dihimpun Reuters memperkirakan inflasi Juni 2018 akan tumbuh hingga 2,9% secara Year-on-Year (YoY) atau lebih tinggi dari periode Mei yang sebesar 2,8%.
Ekspektasi inflasi yang naik membuat pasar memperkirakan The Federal Reserve/The Fed akan cenderung agresif. Sebelumnya perkiraan tersebut sempat mereda seiring dengan rilis data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan. Namun, dengan perkiraan inflasi naik, kembali menimbulkan ekspektasi The Fed akan kembali agresif.
Kenaikan suku bunga tentu menjadi kabar gembira bagi dolar AS. Kenaikan suku bunga akan membuat ekspektasi inflasi terjangkar sehingga nilai mata uang naik.
Selain itu, kenaikan suku bunga juga akan memancing arus modal untuk datang karena mengharapkan keuntungan lebih. Arus modal ini bisa menjadi fondasi bagi penguatan nilai tukar.
Sebelum The Fed menaikkan suku bunga, investor sepertinya sudah terlebih dulu memburu dolar AS. Sebab jika suku bunga sudah naik maka harga greenback akan lebih mahal. Akibat aksi borong ini, dolar AS sudah menguat sebelum suku bunga dinaikkan. Di sisi lain, akibat investor beralih ke dolar, maka emas pun ditinggalkan sehingga harganya turun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(gus) Next Article 'Ada Pembeli yang Kaget Harga Jual Emas Naik'
Pada Rabu (11/7/2018) pukul 14:15 WIB, Harga emas 100 gram COMEX kontrak berjangka turun 0,27% ke US$1.251,76/troy ounce.
![]() |
Ekspektasi inflasi yang naik membuat pasar memperkirakan The Federal Reserve/The Fed akan cenderung agresif. Sebelumnya perkiraan tersebut sempat mereda seiring dengan rilis data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan. Namun, dengan perkiraan inflasi naik, kembali menimbulkan ekspektasi The Fed akan kembali agresif.
Kenaikan suku bunga tentu menjadi kabar gembira bagi dolar AS. Kenaikan suku bunga akan membuat ekspektasi inflasi terjangkar sehingga nilai mata uang naik.
Selain itu, kenaikan suku bunga juga akan memancing arus modal untuk datang karena mengharapkan keuntungan lebih. Arus modal ini bisa menjadi fondasi bagi penguatan nilai tukar.
Sebelum The Fed menaikkan suku bunga, investor sepertinya sudah terlebih dulu memburu dolar AS. Sebab jika suku bunga sudah naik maka harga greenback akan lebih mahal. Akibat aksi borong ini, dolar AS sudah menguat sebelum suku bunga dinaikkan. Di sisi lain, akibat investor beralih ke dolar, maka emas pun ditinggalkan sehingga harganya turun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(gus) Next Article 'Ada Pembeli yang Kaget Harga Jual Emas Naik'
Most Popular