Petugas pemadam kebakaran memeriksa area yang terkena dampak letusan gunung berapi Fuego untuk mencari korban jiwa di Guatemala (4/6/018). Gunung api Fuego, yang namanya berarti 'api', memuntahkan aliran lava panas dan mengeluarkan asap hitam tebal. (REUTERS/Luis Echeverria)
Erupsi gunung setinggi 3.763 meter ini merupakan yang kedua kalinya dalam tahun ini. Namun, menjadi yang terbesar sepanjang empat dekade terakhir. (REUTERS/Luis Echeverria)
Letusan tersebut melontarkan bebatuan panas, abu vulkanik hingga 10 kilometer ke langit, dan lumpur vulkanik yang menghancurkan banyak desa di sekitarnya. (REUTERS/Luis Echeverria)
Letusan ini juga menghasilkan aliran piroklastik, atau awan panas, yang menuruni lereng dan meluluhlantakkan beberapa pedesaan, seperti El Rodeo dan San Miguel Los Lotes. Ribuan orang dikabarkan mengungsi di puluhan titik aman, yang berada sekitar 25 kilometer dari zona bahaya. (REUTERS/Luis Echeverria)
Presiden Guatemala, Jimmy Morales, menyatakan telah menggelar rapat dengan jajaran menterinya dan mempertimbangkan untuk menetapkan situasi darurat nasional di lokasi Gunung Fuego berada 40 kilometer sebelah barat daya Guatemala City. (REUTERS/Luis Echeverria)
Jumlah korban jiwa erupsi gunung api Fuego dilaporkan bertambah menjadi 62 orang pada Senin, (4/6) waktu setempat. Operasi penyelamatan sempat ditunda karena kondisi berbahaya dan cuaca basah. (REUTERS/Jose Cabezas)