
Dampak Perang Dagang AS Bakal Makin Nyata Terasa ke RI
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
04 June 2018 16:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Proteksionisme perdagangan yang diterapkan pemerintahan AS akan berdampak bagi negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. Dampak tersebut paling cepat terasa pada semester II-2018.
Hal tersebut menyusul aura perang dagang dalam skala global yang makin dirasakan oleh sejumlah negara-negara, lantaran tidak hanya melibatkan AS dan China melainkan juga merembet ke negara-negara Eropa.
"Kami perkirakan akan mulai dirasakan dampaknya pada kuartal III-2018 atau semester II tahun ini," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komisi XI di gedung parlemen, Jakarta, (4/6/2018).
Sri Mulyani mengatakan, proteksionisme perdagangan yang digencarkan pemerintahan Donald Trump bukan lagi suatu ancaman, melainkan sudah menjadi realita. Ini tentu akan memberikan dampak bagi volume perdagangan dunia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, konsumsi rumah tangga akan tetap menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tahun depan dengan range pertumbuhan 5,1-5,2%, terlepas dari kondisi ketidakpastian global.
"Konsumsi 5,1% - 5,2%, investasi 7,5% - 8,3%, ekspor 6% - 7,2%, impor 6,3% - 7,6%, dan belanja pemerintah 2,8% - 3,7%," kata Sri Mulyani.
(dru) Next Article Sri Mulyani Warning Restriksi Dagang Meluas ke India, Eropa dan China
Hal tersebut menyusul aura perang dagang dalam skala global yang makin dirasakan oleh sejumlah negara-negara, lantaran tidak hanya melibatkan AS dan China melainkan juga merembet ke negara-negara Eropa.
"Kami perkirakan akan mulai dirasakan dampaknya pada kuartal III-2018 atau semester II tahun ini," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komisi XI di gedung parlemen, Jakarta, (4/6/2018).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, konsumsi rumah tangga akan tetap menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tahun depan dengan range pertumbuhan 5,1-5,2%, terlepas dari kondisi ketidakpastian global.
"Konsumsi 5,1% - 5,2%, investasi 7,5% - 8,3%, ekspor 6% - 7,2%, impor 6,3% - 7,6%, dan belanja pemerintah 2,8% - 3,7%," kata Sri Mulyani.
(dru) Next Article Sri Mulyani Warning Restriksi Dagang Meluas ke India, Eropa dan China
Most Popular