Seorang pejabat Korea Utara menjelaskan prosedur dan proses pembongkaran Punggye-ri sebelum meledakkan situs uji coba nuklir di wilayah pegunungan, Punggye-ri, -ri, Provinsi Hamgyong Utara, Korea Utara (24/5/2018). (News1 / Pool via REUTERS)
Korea Utara meledakkan tiga terowongan nuklir, gedung observasi, pengecoran logam di situs nuklir Punggye-ri di Provinsi Hamgyong Utara disaksikan oleh puluhan wartawan media internasional dari Tiongkok, Rusia, Amerika, Inggris dan Korea Selatan untuk mengadakan peliputan di lapangan. (News1/Pool via REUTERS)
Lokasinya terpencil di pegunungan Timur laut Korea Utara, yang jarang penduduknya. Para wartawan harus menempuh perjalan selama 11-12 jam ke Hamgyong dan melanjutkan perjalanan darat menggunakan bus selama 4 jam dan mendaki gunung sekitar 1 jam untuk sampai ke Punggye-ri. (News1/Pool via REUTERS)
Setelah seorang pejabat Korut meneriakkan hitungan mundur, ledakan besar terjadi dengan panas dan debu menyelimuti lokasi tempat peledakkan. (News1/Pool via REUTERS)
Ledakan pertama terjadi pada pukul 11.00 waktu setempat di terowongan bawah tanah bagian utara. News1/Pool via REUTERS
Kemudian pada pukul 14.00, Korut meledakkan kembali dua terowongan lain, barak, dan fasilitas penunjang yang ada di Punggye-ri. News1/Pool via REUTERS
Media pemerintah Korut menyebut penutupan situs itu sebagai bagian dari proses untuk membangun dunia bebas nuklir, damai dan perlucutan senjata nuklir global. (News1/Pool via REUTERS)
Situs itu telah melaksanakan lima dari enam uji coba nuklir sejak Oktober 2006, dengan uji coba terakhir terjadi pada 3 September 2017. Saat itu, negara komunis tersebut mencoba bom hidrogen (termonuklir) yang diklaim sebagai senjata terkuat mereka. (News1/Pool via REUTERS)
Saat peledakan tidak ada pakar internasional yang diundang dan tidak ada orang hadir di sana untuk menilai efek ledakan apakah menghancurkan terowongan atau tidak. (News1/Pool via REUTERS)