Menteri Susi Sebut 7.000 Kapal Asing Curi Ikan di Laut RI
Exist In Exist, CNBC Indonesia
21 May 2018 16:16
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan terdapat lebih dari 7.000 kapal asing yang masuk Indonesia untuk mencuri ikan selama bertahun-tahun.
Menurutnya, hal tersebut membuat Indonesia mengalami kerugian besar khususnya bagi nelayan dan perusahaan lokal.
"Lebih dari 7.000 kapal asing, mungkin 10.000 lebih, kapal luar negeri tangkap ikan di indonesia bertahun-tahun. Dari 2003-2013 hasil sensus pemerintah dan World Bank, jumlah rumah tangga nelayan dari 1,6 juta berkurang drastis menjadi 800.000 saja, bahkan membangkrutkan 115 perusahaan ekspor," jelasnya dalam Diskusi Urgensi Revisi UU Perikanan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Senin (21/05/2018).
Selain itu, lanjutnya, pada periode yang sama stok ikan Indonesia juga menurun signifikan dari 22 juta ton menjadi hanya 6,5 juta ton per tahun 2013.
Belum lagi kerugian yang diakibatkan dari penggunaan BBM subsidi. "Rp 70 triliun dari Rp 300 triliun subsidi BBM kita itu dipakai oleh kapal asing pencuri ikan kita," jelasnya.
Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan keuntungan yang didapat oleh pemilik kapal asing tersebut. Apalagi, jelasnya, kapal asing tersebut sekaligus mengangkut berbagai produk yang bisa di jual di Indonesia untuk menggantikan ongkos yang dikeluarkan.
"Satu kapal ukuran 100 GT itu mengeruk keuntungan at least Rp 10 miliar - 20 miliar, belum lagi yang 300 sampai 800 GT. Mereka datang membawa barang yang bisa diperdagangkan di Indonesia, baik produk pertanian, manufaktur, dan sebagainya, sehingga cost mereka zero," paparnya.
Oleh karena itu, Susi mengatakan pihaknya akan tetap tegas untuk menenggelamkan kapal asing tersebut setelah 343 kapal yang telah ditenggelamkan selama hampir empat tahun masa jabatannya.
(dru) Next Article Putus Asa, Alasan Kapal Asing Masih Curi Ikan di Perairan RI
Menurutnya, hal tersebut membuat Indonesia mengalami kerugian besar khususnya bagi nelayan dan perusahaan lokal.
"Lebih dari 7.000 kapal asing, mungkin 10.000 lebih, kapal luar negeri tangkap ikan di indonesia bertahun-tahun. Dari 2003-2013 hasil sensus pemerintah dan World Bank, jumlah rumah tangga nelayan dari 1,6 juta berkurang drastis menjadi 800.000 saja, bahkan membangkrutkan 115 perusahaan ekspor," jelasnya dalam Diskusi Urgensi Revisi UU Perikanan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Senin (21/05/2018).
Belum lagi kerugian yang diakibatkan dari penggunaan BBM subsidi. "Rp 70 triliun dari Rp 300 triliun subsidi BBM kita itu dipakai oleh kapal asing pencuri ikan kita," jelasnya.
Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan keuntungan yang didapat oleh pemilik kapal asing tersebut. Apalagi, jelasnya, kapal asing tersebut sekaligus mengangkut berbagai produk yang bisa di jual di Indonesia untuk menggantikan ongkos yang dikeluarkan.
"Satu kapal ukuran 100 GT itu mengeruk keuntungan at least Rp 10 miliar - 20 miliar, belum lagi yang 300 sampai 800 GT. Mereka datang membawa barang yang bisa diperdagangkan di Indonesia, baik produk pertanian, manufaktur, dan sebagainya, sehingga cost mereka zero," paparnya.
Oleh karena itu, Susi mengatakan pihaknya akan tetap tegas untuk menenggelamkan kapal asing tersebut setelah 343 kapal yang telah ditenggelamkan selama hampir empat tahun masa jabatannya.
(dru) Next Article Putus Asa, Alasan Kapal Asing Masih Curi Ikan di Perairan RI
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular